Kerjasama Antar Perpustakaan

Suatu negara yang kuat sudah banyak contoh menyebutkan sangat ditopang oleh perguruan tinggi dan perpustakaan yang kuat pula. Bagaiman dengan keadaan diindonesia? Kalau menurut fakta yang ada, ledakan informasi juga dialami masyarakat indonesia .. hanya saja pemerintah hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur dan padat modal. Padahal kalau kita mau sinergi, pembangunan padat karya bisa dilakukan lewat pengembangan dan pelayanan jasa perpustakaan secara maksimal disegala lini dan usia di indonesia (kalau modal lagi alasannya ..  jejaring perpustakaan menjadi solusi). Tentu saja ada hitung-hitungan angka statistik dan forecasting kedepannya. Bibliografi khusus dan umum menjadi penting untuk disediakan perpustakaan. Nah sebelum anda masuk terlalu jauh pada aspek manajemen, silakan ditanggapi dulu pertanyaan dan bahan sharing saya kali ini :

– Apa yang anda ketahui tentang bibliografi sistematis, bibliografis analitis dan bibliografis historis?

– Bibliografi sistematis sangat bermanfaat untuk keperluan rujukan. Apa maksud dari pernyataan tersebut?

– Apa yang menjadi pembeda antara bibliografi umum dengan bibliografi khusus?

– Apa yang anda ketahui dari pernyataan “ledakan informasi” dan bagaimana cara mengatasinya?

– Apa saja kendala dari kerjasama? Sebutkan minimal 5 kendala disertai solusi untuk masing-masing kendala tersebut diatas.

………. Nampaknya sudah mulasi sedikit memanas. Baiklah, silakan berdiskusi dan semoga makin bertambah pemahamannya.

Salam Literasi,

Admin

28 Responses to “Kerjasama Antar Perpustakaan”

  1. Mary Nuzullul Muvida Says:

    1.*Bibliografi sistematis merupakan pendaftaran buku yang tersusun secara logis serta susunannya tertebut bermanfaat untuk keperluan referens. Bibliografi sistematis ini merupakan yang mendasari sebelum bibliografi yang lainnya, karena memerlukan kajian terhadap buku.
    *Bibliografi analistis merupakan bibliografi yang memberikan deskripsi mengenai pengarang, terbitan dan asal mula naskah.
    *Bibliografi historis merupakan kajian terhadap buku untuk memahami lingkungan/ruang lingkup buku dalam konteks dunia buku, kondisi social dan dunia pada masa itu.
    http://ulfaluthfianti.blogspot.com/2012/06/bibliografi.html

    2.Manfaat bibliografi sistematis sebagai keperluan referens, sebab bibliografi sistematis merupakan pendaftaran buku yang tersusun secara logis menyangkut pengarang, judul buku, edisi,tahun terbit, tempat/kota terbit, nama penerbit,dsb sehingga memudahkan dalam penelusuran sebagai fungsi referens/mencari bahan pustaka sebagai bahan referensi.
    http://ulfaluthfianti.blogspot.com/2012/06/bibliografi.html

    3.Yang menjadi pembeda antara bibliografi umum dengan bibliografi khusus adalah jIka bibliografi umum tidak ada batasan pada subjek dalam memuat informasi bahan pustaka, sedangkan bibliografi khusus ada yang membatasi dalam memuat informasi. Jadi bibliografi khusus hanya subjek-subjek informasi tertentu saja yang di muat.

    4.*Ledakan informasi adalah penyebar luasnya informasi-informasi di masyarakat khalayak umum. Ledakan informasi juga dikatakan sebagai globalisasi informasi. Globalisasi ada karena kemajuan teknologi dalam bidang komunikasi informasi yang dapat merubah gaya hidup masyarakat yang serba instan/digital/praktis. Ledakan informasi merupakan peningkatan jumlah informasi yang secara tiba – tiba.
    *Cara mengatasi ledakan informasi dengan mengadakan sistem temu kembali informasi (IRS)
    Sistem temu kembali informasi merupakan system yang berfungsi untuk menemukan informasi yang relevan dengan kebutuhan pemakai, karena pengguna memiliki kebutuhan informasi yang sangat bervariasi. IRS bertujuan untuk mempertemukan ide yang dikemukakan penulis buku(dokumen) dengan kebutuhan informasi pengguna yang dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Yang berfungsi sebagai identifikasi sumber informasi yang relevan tersebut dengan menyempurnakan unjuk kerja sistem berdasarkan umpan balik yang diberikan oleh pengguna.
    http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=sistem%20temu%20kembali%20informasi%20adalah&source=web&cd=1&sqi=2&ved=0CBwQFjAA&url=http%3A%2F%2Fstaf.cs.ui.ac.id%2FWebKuliah%2FTKSI%2FMIK%2FMIK%2520Bab%25201%2520konsep%2520IRS.doc&ei=4uCBUNXnNpDrrQe7-YDIDg&usg=AFQjCNFIzg5q2BlJ-6r-btHZEMW_n-sjCQ

    5.Kendala-kendala kerjasama dan car a mengatasinya adalah
    a). Lemahnya sarana dan prasarana, cara mengatasinya dengan meyakinkan pimpinan lembaga induk untuk secara bertahap melengkapi sarana prasarana komunikasi seperti telepon, komputer, faksimail, mesin foto copy, dan hotspot/wifi.
    b). Lemahnya ketenagaan perpustakaan, cara mengatasinya dengan mengadakan program-progaram pembinaan kualitas tenaga perpustakaan melalui pendidikan formal, studi banding, workshop, seminar, dsb.
    c). Lemahnya koleksi perpustakaan, cara mengatasinya dengan mengadakan sumbangan alumni atau mendesak pimpinan lembaga induk untuk mengeluarkan peraturan wajib simpan karya cetak di lingkungan sendiri atau mungkin menyediakan anggaran untuk dapat memenuhi kebutuhan koleksi pustaka inti dari lembaga yang bersangkutan.
    d). Kurang adanya singkronisasi/persamaan peraturan atau system perpustakaan, cara mengatasinya dengan mengadakan konferensi(rapat), pertemuan-pertemuan ilmiah(workshop,seminar) yang dilaksanakan secara rutin tiap ada perubahan system, dengan tujuan agar ada kesamaan system atau membuat pedoman standarisasi.
    e). Kurang adanya informasi antar perpustakaan, cara mengatasinya dengan mengadakan pertemuan-pertemuan rutin seperti workshop, seminar, studi banding untuk berbagi pengalaman dan informasi.

    CP: MARY NUZULLUL MUVIDA

  2. Gagat Putro Pamungkas Says:

    1. Bibliografi sistematis (Sistematic bibliography): disusun menurut sistem tertentu yang sesuai dengan tujuan penyusunan . Bibliografi analitis (Analitical bibliography): bibliografi yang memberikan penjelasan mengenai pengarang, terbitan dan sasl mula naskah. Bibliografi Historis merupakan kajian terhadap buku sebagai objek seni, percetakan, iluminasi, dan penjilidan.
    2. Bibliografi digunakan untuk memperlancar tugas-tugas pelayanan perpustakaan kepada user, tugas bibliografi sendiri adalah untuk mendaftarkan atau menginvestasi semua jenis penertitan yang ada, baik berupa media cetak maupun media rekaman lainnya. Bibliografi ini sangat penting artinya bagi para pengelola perpustakaan pada umumnya terutama dalam hal pengadaan koleksi dan pemilihan jenis koleksi yang akan dibeli. Bibliografi merupakan perlengkapan dalam melakukan pemilhan bahan pustaka untuk dibeli dan disimpan di perpustakaan. Pustakawan tidak mungkin mendatangi took-toko buku atau penerbit satu per satu, sehingga melalui bibliografi ini pekerjaan pustakawan sangat terbentu.
    3. Bibliografi Umum: program secara internasional (universal), kelompok bahasa tertentu, regional (dari beberapa negara). Bibliografi Khusus: menurut subjek, bentuk terbitan (misal: fiksi), menurut kurun waktu), menurut kategori terbutan (misal: best seller), terbitan lingkup wilayah
    4. Ledakan informasi merupakan perkembangan teknologi informasi yang tidak saja menciptakan masyarakat dunia global, namun secara materi mempu mengembangkan ruang gerak kehidupan baru bagi masyarakat, sehingga tanpa disadari, komunitas manusia telah hidup dalam dua kehidupan, yaitu kehidupan masyarakat nyata dan kehidupan masyarakat maya.
    5. Didalam melaksanakan kerjasama antarperpustakaan ada beberapa kendala yaitu;
    – Factor struktur organisasi perpustakaan yang berbeda-beda
    – Factor biaya
    – Factor heterogenitas yang tinggi dari pemakai
    – Factor sikap perpustakaan
    – Factor kelengkapan fasilitas
    – Factor bahasa
    – Factor politik
    – Factor geografis

  3. Erix Angga Permadi Says:

    1. – Bibliografi sistematis merupakan daftar buku yang disusun secara logis dan berguna untuk keperluan rujukan dan studi
    -bibliografis analitis, bentuk ini bibliografer harus memberikan deskripsi buku tentang karya yang termuat di dalamnya, bagaimana edisinya dan bagaimana keaslian naskahnya.
    -bibliografi historis hampir sama dengan bibliografi analitis hanya saja tatanannya pada perkembangan serta perubahan-perubahannya.

    2. bibliografi dapat bersifat enumerative atau bibliografi subjek yang berarti buku yang terdaftar didalmnya merupakan suatu kumpulan buku dari satu cabang ilmu pengetahuan saja.

    3. Bibliografi umum :
    -bersifat universal mrupakan program terpusat secara internasional.
    -nasional merupakan bibliografi mutakhir dari suatu negara.
    -kelompok bahasa, terbitan yang menggunakan satu bahasa.
    -regional, kumpulan terbitan dari beberapa negara.

    Bibliografi Khusus :
    -menurut subjek misalnya hukum, sejarah.
    -menurut buku yang terbit dalam kurung waktu tertentu, misal incunabula.
    -menurut bentuk terbitan misal, fiksi.
    -menurut kategori terbitan misal, terjemahan.
    -karya perorangan misal, bibliografi pengarang.
    -terbitan yang lebih sempit dari ruang lingkup nasional seperti daerah.

    4. ledakan informasi adalah dimana kita dapat memperoleh informasi dengan sangat mudah dan berbagai banyak jenis tanpa mngetahui benar tidaknya.
    Cara mengatasinya ialah kita harus mengetahui perkembangan informasi terkini dan kita harus bisa memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna secara akurat.

    5. (1) lemahnya koleksi : untuk mengatasi hal ini dengan cara menggalakkan sumbangan terhadap alumni atau mendesak pimpinan lembaga induk untuk mengeluarkan peraturan wajb simpan karya cetak di lingkungan sendiri.
    (2) lemahnya ketenagaan : untuk mengatasi hal ini perlu adanya program-program pembinaan kualitas tenaga perpustakaan melalui pengiriman tenaga untuk mengikuti pendidikan formal, magang, stui banding,dsb.
    (3) kurang adanya informasi antara perpustakaan : untuk mengatasi hal ini perlu adanya pertemuan berkala secara rutin agar dapat membina hubungan serta pengalaman dan informasi.
    (4) kurang dipahaminya manfaat kerjasama : untuk mengatasi hal ini maka harus memberikan informasi dan menunjukkan keuntungan dari kerjasama sehingga dapat memperoleh dukungan dari pimpinan.
    (5) kurang adanya sinkronisasi praturan/sistem : untuk itu perlu diadakan usaha sinkronisasi melalui pertemuan-pertemuan ilmiah secara rutin maupun pembuatan pedoman standardrisasi agar dapat diikuti oleh masing-masing peserta.

  4. Syauki Anwari Says:

    1a. Bibliografi sistematis→ merupakan daftar buku yang disusun secara logis dan berguna untuk keperluan rujukan dan studi.
    b. Bibliografi analitis→ bibliografi yang memberikan penjelasan (fakta) mengenai pengarang, terbitan dan asal mula naskah.
    c. Bibliografi historis→ hampir sama dengan bibliografi analitis hanya saja tekanannya pada perkembangan serta perubahan-perubahannya.
    → 75% isi bibliografi ini memberikan penilaian naskah.

    2a. Dari daftar bibliografi sistematis diharapkan pemakai dapat mengenali buku yang didaftar, dapat mengetahui gambaran kriteria buku secara umum.
    b. Selain itu dapat berupa daftar buku yang bersifat retrospektif, beranotasi atau tidak beranotasi.

    3a Bibliografi umum
     Mencakup seluruh terbitan.
     Menggunakan satu bahasa.
     Terbitan terdiri dari ruang lingkup nasional.
     Merupakan program terpusat secara internasional.
    b Bibliografi khusus
     Terbit dalam kurun waktu tertentu.
     Bentuk terbitan fiksi, drama.
     Merupakan karya perorangan.
     Terbitan lebih sempit dari ruang lingkup nasional (daftar,wilayah).

    4a Ledakan informasi→ limpahan informasi baik cetak maupun tercetak dalam berbagai bidang ilmu.
    b Cara mengatasi :
    1. Dengan pencatatan sistematis, namun menyeluruh yang dikenal dengan Pengawasan Bibliografi.
    – Tidak dapat dilakukan satu orang atau satu lembaga atau bahkan satu negarapun.
    2 Oleh karena itu tiap negara perlu melakukan pencatatan secara baik ditingkat nasional berupa Pengawasan Bibliografi Nasional.
    3 Kemudian dikoordinasikan secara bersama pada tingkat internasional yang disebut UBC (Universal Bibliografi Control).

    5 5 kendala kerja sama :
    a. Lembaga sarana dan prasarana.
    b. Lemah koleksi.
    c. Lemah ketenagaan.
    d. Kurang dipahaminya manfaat kerja sama.
    e. Dana.

  5. Resti Fatmawati Says:

    1. Cabang-cabang bibliografi :
    a. Bibliografi Sistematis : daftar buku yang disusun logis dan berguna untuk keperluan rujukan dan studi yang memiliki sifat enumerative/bibliografi subjek, yaitu buku yang terdapat pada bibliografi ini merupakan satu kumpulan buku dari satu cabang ilmu pengetahuan saja. Berupa buku restropektif, beranotasi/ non anotasi.
    b. Bibliografi analisis/kritis : biblografi yang memberikan penjelasan fakta mengenai pengarang, terbitan, dan asal mula naskah. Pada bentuk ini bibliografer harus memberi diskripsi buku tentang karya yang dimuat di dalamnya, bagaimana edisinya, dan bagaimana kesempurnaan/ keaslian naskahnya.
    c. Bibliografi historis : hampit sama dengan bibliografi analitis/ kritis hanya saja tekanan pada perkembangan serta perubahan-perubahannya. Dapat dikatakan bahwa 75% isi bibliografi ini memberikan penilaian naskahnya. Bibliografi historis merupakan kajian buku sebagai sebuah objek seni, seni tulis, percetakan, iluminasi, penjilidan. Seorang bibliografer dalam mengkaji terbitan secara kritis harus memahami dulu situasi percetakan pada masa itu, kedudukan pengarang/penerbit, jalur distribusi buku, serta situasi sosial dan budaya pada masanya. Maka bibliografi historis adalah usaha untuk memahami millieu buku dalam kontek dunia buku, kondisi sosial, dan dunia pada masa itu.

    2. Bibliografi sistematis sangat bermanfaat untuk keperluan rujukan. Kenapa demikian? Dari definisi menyebutkan bibliografi sistematis adalah daftar buku yang entrinya disusun secara logis. Sebelum dapat disusun logis, mensyaratkan bibliografer untuk mengkaji /memeriksa buku guna menemukan informasi dasar menyangkut pengarang, judul, edisi, penerbit, tahun terbit, dsb. Informasi tersebut digunakan untuk menyusun entri pada bibliografi. Entri disusun sesuai judul, pengarang dll penyusunan dilakukan misal menurut abjad dari judul, nama pengarang/penerbit dsb. Dari entri yang ditemukan dan disusun secara logis tersebut dapat membantu pemakai dalam menemukan koleksi lebih mudah, maka disebutlah bibliografi bermanfaat untuk keperluan rujukan, yaitu penunjuk koleksi yang ingin ditemukan dan dibutuhkan.

    3. Bibliografi umum : biblografi yang memuat informasi bibliografi dengan subjek umum. Jadi, tidak dibuat pembatasan tertentu terhadap dokumen yang didaftar di dalamnya. Misalnya tidak ada pembatasan subjek, waktu atau tempat.
    Berikut yang termasuk bibliograi umum :
    a. Universal, program terpusat secara internasional, dimana setiap negara bertanggung jawab atas katalogisasi di negaranya untuk dapat diterima secara nasioal.
    b. Kelompok bahasa, terbitan yang menggunakan satu jenis bahasa, misalnya Cumulative Book Index yang hanya mendaftar terbitan berbahasa Inggris saja.
    c. Nasional, bibliografi mutakhir dari suatu negara yang mencakup seluruh terbitan di negaranya, misalnya British National Bibliography.
    d. Regional, kumpulan terbitan beberapa negara/ negara bagian, misalnya Accession List of Southeast Asia.
    Bibliografi khusus : bibliografi yang mendaftar literatut dengan cakupan khusus.
    Dalam bibliografi khusus dikelompokkan lagi sebagai berikut :
    a. Menurut subjek, misal hukum, sejarah, agama.
    b. Menurut bentuk terbitan, misalnya fiksi, drama.
    c. Menurut buku yang terbit dalam kurun waktu tertentu, misalnya incunabula.
    d. Menurut katagori terbitan, misalnya best sellers, terjemahan.
    e. Karya prseorangan, seperti bio-bibliografi, bibliografi pengarang.
    f. Terbitan yang lebih sempit dari ruang lingkup nasional, misalnya seperti daerah, wilayah.

    4. Ledakan informasi adalah keadaan melimpahnya informasi baik cetak maupun tidak tercetak dalam berbagai bidang ilmu akibat adanya perkembangan IPTEK. Ledakan informasi mengakibatkan informasi melimpah, agar dapat di temukan kembali dan dimanfaatkan, maka untuk mengatasi ledakan informasi perlu adannya :
    a. Di buatnya daftar katalog dan bibliografi di perpustakaan
    b. Adanya UU deposit yaitu UU No. 4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam.
    c. Pengawasan bibliografi di setiap negara
    d. Pengunggahan karya ilmiah (penelitian dosen, skripsi) di Portal Garuda.

    5. Kendala kerjasama dan solusinya di perpustakaan :
    a. Lemahnya sarana dan prasarana, perpustakaan dapat mencari jalan untuk ikut mengunakkan pemakaian ruang dan fasilitas dari unit yang memiliki.
    b. Lemahnya koleksi, perpustakaan mengadakan sumbangan alumni atau mendesak pimpinan lembaga induk untuk mengeluarkan peraturan wajib simpan karya cetak di lingkungannya sendiri. Lalu secara bertahap perpustakaan meyakinkan pemimpin , untuk menyediakan angaran guna memenuhi kebutuhan koleksi pustaka inti dari lembaga yang bersangkutan .
    c. Lemahnya ketenagaan, perlu adanya program-program pembinaan khusus tenaga perpustakaan melalui pengiriman tenaga untuk mengikuti pendidikan formal, magang, studi banding, pertemuan-pertmeuan ilmiah, dan sebagainya.
    d. Kurang dipahaminya manfaat kerjasama, pustakawan dapat memberikan informasi dan menunjukan key=untungan dari kerjasama sehingga memperoleh dukungan dari pemimpin.
    e. Dana, pustakawan dapat meyakinkan pimpinan induk untuk dapat diikut sertakan dalam menyusun anggaran atau mengirim proposal pada perusahaan besar atau pemerintah (dana bos).
    f. Kurang adanya informasi antara perpustakaan, di adakanya pertemuan-pertemuan berkala secara rutin agar membina hubungan serta berbagi pengalaman, serta penerbitan publikasi resmi (majalah, buletin, daftar perolehan pustaka baru, katalog induk pustaka dll) yang diterbitkan sendiri atau dengan kerjasama antar perpustakaan.
    g. Perbedaan peraturan tentang fotokopi yang berkaitan dengan hak cipta, perlu adanya seminar khusus untuk membahas hal ini sehingga ada keseragaman dalam pelayanan reproduksi pustaka.
    h. Kurang adanya sinkronisasi peraturan/sistem, perlu dilakukan usaha-usaha sinkroisasi baik melalui pertemuan ilmiah rutin maupun pembuatan pedoman standardinasi.

  6. Yuniar Yunacha Cassieopeia Says:

    1. * Bibliografi Sistematis
    Daftar buku yang disusun secara logis menurut sistem tertentu yang berguna untuk keperluan rujukan dan studi. Bibliografi sistematis dapat berupa daftar buku yang bersifat retrospektif, beranotasi, atau tidak beranotasi, selain itu bibliografi dapat bersifat enumerative.
    *Bibliografi Analitis
    Bibliografi yang memberikan penjelasan (fakta) mengenai pengarang, terbitan dan asal mula naskah, Pada bibliografi ini bibliografer harus memberikan deskripsi buku tentang karya yang termuat didalamnya.
    *Bibliografi Historis
    Bibliografi yang memberi penjelasan (fakta) dan penilaian mengenai pengarang, terbitan, dan naskah yang penekanannya pada perkembangan serta perubahan – perubahannya. Dapat dikatakan bahwa 75% isi bibliografi ini memberikan penilaian naskahnya.

    2. Karena pada bibliografi sistematis penyusunannya secara logis dan menurut sistem tertentu serta buku yang terdaftar didalamnya biasanya merupakan satu kumpulan buku dari satu cabang ilmu pengetahuan saja sehingga memudahkan penelusurannya.

    3. *Pada bibliografi umum bersifat Regional yang merupakan kumpulan dari terbitan beberapa negara atau negara bagian. Sementara pada bibliografi khusus terbitannya lebih sempit dari ruang lingkup nasional seperti daerah dan wilayah.
    *Pada bibliografi umum pengelompokannya menurut bahasa, yang terdaftar adalah terbitan yang menggunakan satu bahasa. Sementara pada bibliografi khusus dikelompokkan menurut subyek, menurut bentuk terbitan, menurut kategori terbitan dan menurut buku yang terbit dalam kurun waktu tertentu.

    4. Ledakan informasi adalah suatu keadaan melimpahnya informasi baik tercetak maupun tidak tercetak dalam berbagai bidang ilmu. Sehingga tak ada satu pun perpustakaan yang mampu memiliki semua informasi tersebut. Sejalan dengan itu tidak ada satu orang pun yang mampu membaca semua informasi yang ada bahkan bidang sesempit apapun.
    Cara mengatasinya yaitu dengan pengawasan bibliografi yaitu melakukan pencatatan yang sistematis namun menyeluruh untuk membantu orang dapat mencari dan memilih informasi yang paling sesuai dengan yang dibutuhkan

    5. 1. Lemahnya Sarana dan Prasarana
    Kurang tersedianya sarana dan prasarana yang baik yang dapat menunjang kelancaran komunikasi diantara anggota peserta kerja sama. Solusinya adalah tiap perpustakaan anggota kerja sama dapat meyakinkan pimpinan lembaga induk untuk secara bertahap melengkapi perpustakaan dengan sarana komunikasi seperti telepon, komputer, faksimile, mesin fotokopi, modem. Apabila belum ada untuk sementara waktu perpustakaan dapat mencari jalan untuk ikut menggunakan fasilitas dari unit yang memiliki.
    2. Lemah Ketenagaan
    Kurangnya tenaga profesional baik dalam keahlian maupun sikap mentalbdapat menghambat jalannya kerjasama. Solusinya yaitu perlu adanya program – program pembinaan kualitas tenaga perpustakaan melalui pengiriman tenaga untuk mengikuti pendidikan formal, magang, studi banding, pertemuan pertemuan ilmiah dan sebagainya.
    3. Dana
    Dana yang terbatas dan tidak menentu menjadi suatu masalah yang utama da antara banyak perpustakaan. Solusinya yaitu meyakinkan pimpinan lembaga induk untuk dapat diikutsertakan dalam penyusunan anggaran, diharapkan perpustakaan dapat memperoleh jaminan adanya dana yang cukup untuk pembangunan perpustakaannya.
    4. Perbedaan Peraturan tentang fotokopi yang berkaitan dengan hak cipta.
    Ketidakjelasan tentang peraturan hak cipta banyak menimbulkan perbedaan penafsiran dalam memberikan izin fotokopi. Perlu adanya seminar khusus untuk membahas hal ini sehingga ada keseragaman dalam memberikan pelayanan yang menyangkut reproduksi pustaka yang dibutuhkan.
    5. Kurang Adanya Sinkronisasi Peraturan/Sistem
    Kecenderungan perpustakaan untuk membuat peraturan – peraturan serta sistem sendiri dalam pengelolaan perpustakaan sering menimbulkan kesulitan dalam melaksanakan kerja sama. Solusinya adalah perlu diadakan usaha – usaha sinkronisasi baik melalui pertemuan – pertemuan ilmiah secara rutin maupun pembuatan pedoman standardisasi agar dapat diikuti oleh masing – masing peserta kerjasama.

    Yuniar Adha N.

  7. Sunarmi Says:

    1). Menurut clapp bibliografi sistematis adalah (systematic bibliography) disusn menurut sistem tertentu, sesuai dengan tujuan. Dalam hal ini penyusunan yag berperan. Dari daftar tersebut diaharapkan pemakai dapat mengenali buku yang didaftar, dapat mengetahui gambaran kriteria buku secara umum. Bibliografi sistematis dapat berupa daftar buku yang bersifat retropektif, beranotasi atau tidak beranotasi. Selain itu bibliografi dapat bersifa enumerative atau bibliografi subyek yang berarti buku yang terdaftar didalamny merupakan satu kumpulan buku dari sati cabang ilmu pengetahuan saja. Sedangkan menurut Etsail bibliografi sistematis merupakan daftar buku yang disusn secara logis dan berguna untuk keperluan rujukan dan studi.
    Menurut clapp bibliografi analistis (analitical bibliografi) ialah bibliografi yang memberikan penjelasan (fakta) mengenai pengarang, terbitan dari asal mula naskah. Bibliografi analistis disebut pula sebagai bibliografi kritis. Di sini peran ilmiah dari bibliografi sangat menonjol. Sedangkan menurut Edsail bibliografi analistis pada bentuk ini bibliografi harus memberikan deskripsi tentang karya yang termuat didalamnya, bagaimana edisiny dan bagaimana kesmpurnaan atau keaslian naskahnya.
    Menurut clapp bibliografi historis hampir sama dengan bibliografi kritis atau bibliografi analistis, hanya saja tekanannya pada perkembangan serta perubahan perubahannya. Dapat dikatakan bahwa 75% isi bibliografi ini memberikan penilaian naskahnya.

    2).Melalui bibliografi seseorang tidak menemukan bukunya langsung,melainkan hanya memperoleh informasi tentang keberadaan dokumen atau buku yg dicari tersebut. Serta menemukan informasi tentang bahan pustaka yang dicari. Data yang dapat diperoleh dari suatu bibliografi yaitu nama pengrang, judul,tempat terbit,penerbit tahun terbit dan edisi serta keterngan tentang wujud dokumen misalny jumlah halaman,tinggi buku,ilustrasi,
    Maksutnya
    A. Memberi petunjuk lengkap kepada pengguna atau pencari informasi diperpustakaan tentang terbitan, baik mengenai hasil karya sesorang atau sekelompok seseorang atau mengenai suatu subjek tertentu.
    B. Merupakan perlengkapan dalam melakukan pemilihan bahan pustaka untuk dibeli dan disimpan diperpustakaan.
    C. Merupakan suatu petunjuk tentang masalah apa saja yang pernah ditulis orang atau merupakan petunjuk perkembangan penulisan suatu masalah atau subyek.
    D. Untuk memudahkan para pengguna mencari informasi yang dibutuhkan dengan cepat dan tepat.

    3). Bibiografi umum
    A. universal, merupakan program terpusat secara internasional, dimana setiap negara bertanggung jawab atas ketalogisasi dinegaranya untuk dapat diterima secara internasional.
    B. kelompok bahasa , yang terdaftar adalah terbitan yang menggunakan satu bahasa, misalnya cumulative book index yang hanya mendaftar terbitan dalam bahasa inggris saja.
    C. regional, merupakan kumpulan dari terbitan beberapa negara atau negara bagian, misalnya acession list of southeast asia.
    Bibliografi umum memuat informasi bahan pustaka atau dokumen mengenai masalah atau subyek umum ; jadi tidak ada pembatasan pada subyek tertentu. Kendatipun demikian sesungguhnya pada setiap bibliografi selalu ada pembatasan cakupan isi, baik dinyatakan secara jelas pada judulny ataupun tidak contoh:
    Berita bibliografi indonesia= indonesia book news. Jakarta : yayasan idayu. Terbit secara berkala.
    Bibliografi khusus
    a. menurut subyek, misalnya hukum, sejarah
    b. menurut bentuk terbitan, misalnya fiksi, drama
    c. menurut buku yang terbit dalam kurun waktu tertentu, misalnya incunabula
    d.menurut kategiri terbitan, misalnya best sellers, terjemahan
    e. karya perorangan, seperti bio bibliografi, bibliografi pengarang
    f. terbitan yang lebih sempit dari ruang lingkup nasional, seperti daerah, wilayah.
    Bibliografi khusus atau subyek memuat informasi bibliografi dokumen mengenai masalah atau subyek tertentu (khusus). Jadi ada pembatasan subjek. Artinya hanya dokumen atau buku subyek-subyek yang telah ditetapkan yang akan didaftar pada bibliografi tersebut. Bibliografi seperti ini sering juga dsisebut bibliografi terselaksi
    Contoh
    Damain,Eddy.BIBLIOGRAFI HUKUM INDONESIA.Bandung :
    Alumni,1981.
    The liang Gie.Bibliografi ilmu Admnstrasidalam bahasa indonesia.
    Yogyakarta:karya skip,1968.
    4). Maksud dari keadaan “ledakan informasi”mengakibatkan melimpahnya informasi baik cetak maupun tidak tercetak dalam berbagai bidang ilmu.Tidak ada satu pun perpustakaan yang mampu memiliki semua informasi tersebut .Untuk membantu orang dapat mencari dan memilih informasi yang paling sesuai dengan yang dibutuhkan .Kiranya diperlukan cetakan yang sistematis namun menyeluruh .pencatatan ini dikenal dengan pengawasan bibliografi yang tidak dapat dilakukan oleh satu orang atau satu lembaga atau bahkan satu negarapun .
    Cara mengatasinya yaitu tiap negara perlu melakukan pencatatan secara baik ditingkat nasional berupa pengawasan bibliografi nasional.jika tiap negara melakuan dengan baik ,kemudian usaha ini dikoordinasikan secara bersama pada tingkat internasional maka lahirlah apa yang disebut (UNIVERSAL BIBLIOGRAPHIC CONTROL).Adanya UBC akan bermanfaat banyak bagi umat manusia khususnya dalam mencari dan memilih informasi yang cukup dan sangat diperlukan .Kemampuan memberikan makna juga bisa membuat orang hanya memperoleh banyak data ,tetapi sedikit informsi .sebagai contoh misalkan anda membaca sebuah tulisan dalam bahasa asing yang belum anda kuasai engan baik. Coba kalau tulisan itu disusun dalam bahasa yang anda kuasai,tentunya akan banyak informasi yang akan anada dapatkan .
    5).a.Lemahnya sarana dan prasarana
    Tiap perpustakaan anggota kejasama dapat menyakinkan pimpinan lembaga induk masing –masing untuk secara bertahap melengkapi perpustakaan dengan sarana komunikasi,seperti telepon,komputer,faksmile,mesin fotokopi,modem.Apabila belum ada ,untuk sementar waktu perpustakaan dapat mencari jalan untuk ikut menggunakan fasilitas dari unityang memiliki.
    b.lemah koleksi
    Dengan jalan menggalakkansumbangan alumni atau mendesak pimpinan lembaga indu untuk mengeluarkan peraturan wajib simpan karya cetak dilingkungan sendiri.Lalu secara bertahap perpustakaan dapat menyakinkan pimpinan ,paling tidak menyediakan anggaran untuk dapat memenuhi kebutuhan koleksi pustaka inti dari lembaga yang bersangkutan.
    c.Lemah ketenagaan
    Perlu adanya program-program pembinaan kualitas tenaga perpustakaan melalui pengiriman tenaga untuk mengikuti pendidikan formal,magang,studibanding,pertemuan-pertemuan ilmiah.
    d.kurang dipahaminya manfaat kerjasama
    Menjadi kewajiban pustakawan untuk dapat memberikan informasi dan menunjukkan keuntungan dari kerjasama sehingga dapat memperoleh dukungan dari pimpinan.
    e.Dana
    Dengan pimpinan lembaga induk untuk dapat diikutsertakan dalam penyusunan anggaran ,diharapkan perpustakaan dapat memperoleh jaminan adanya dana yang cukup untuk pengembangan perpustakaan .
    f.kurang adanya informasi antara perpustakaan
    Perlu adanya pertemuan-pertemuan berkala secara rutin agar dapat membina hubungan serta berbagai pengalaman dan informsi.
    g.perbedaan peraturan tentang foto kopi yang berkaitan dengan hak cipta perlu adanya seminar khusus untuk membahas hal ini sehingga ada keseragaman dalam memberikan pelyanan yang mengikuti reproduksi pustaka yang dibutuhkan .
    h.kurang adanya sinkronsasi peraturan /sistem
    perlu dadakan usaha-usahasinkronisasi baik melalui pertemuan-pertemuan ilmiah secara rutin maupun pembuatan pedoman standarisasi agar dapat diikuti oleh masing-masing peserta kerjasama.

  8. Erix Angga Permadi Says:

    – Apa yang anda ketahui tentang bibliografi sistematis, bibliografis analitis dan

    bibliografis historis?

    *Bibliografi sistematis, merupakan daftar buku yang disusun secara logis dan berguna untuk

    keperluan rujukan dan studi.
    *Bibliografi analitis, pada bentuk ini blibiografer harus memberikan diskripsi buku

    tentang karya yang dimuat di dalamnya, bagaimana edisinya dan bagaimanakah keaslian

    naskahnya.
    *Bibliografi historis, hampir sama dengan bibliografi analistis hanya saja perkembangan

    serta perubahan-perubahanya, dapat dikatakan 75% bibliografi ini memberikan penilaian

    naskahnya.

    – Bibliografi sistematis sangat bermanfaat untuk keperluan rujukan. Apa maksud dari

    pernyataan tersebut?

    *Blibiografi dapat bersifat enumerative atau bibliografi subjek, yang berarti buku yang

    terdaftar didalamnya merupakan satu kumpulan buku dari satu cabang ilmu pengetahuan saja.

    – Apa yang menjadi pembeda antara bibliografi umum dengan bibliografi khusus?

    *Bibliografi umum, termasuk bibliografi yang bersifat universal yaitu merupakan program

    terpusat secara internasional,regional merupakan kumpulan dari terbitan beberapa negara atau

    negara bagian, nasional merupakan bibliografi mutakhir dari suatu negara yang mencangkup

    seluruh terbitan dinegaranya.

    *Bibliografi khusus, biasanya dikelompokkan menurut subjek, menurut bentuk terbutan,

    menurut buku yang terbit dalam kurung waktu tertentu, menurut kategori terbitan, karya

    perorangan dan terbitan yang lebih sempit dari ruang lingkup nasional.

    – Apa yang anda ketahui dari pernyataan “ledakan informasi” dan bagaimana cara mengatasinya?

    *menurut saya, ledakan informasi ialah dimana kita begitu mudahnya mendapatkan sumber

    informasi yang kita butuhkan tanpa mengetahui kebenaran suatu informasi tersebut. Untuk

    mengatasinya, kita harus bisa mengetahui informasi yang benar dan akurat, dan kita harus

    bisa memberikan informasi yang dibutuhkan pengguna dengan benar.

    – Apa saja kendala dari kerjasama? Sebutkan minimal 5 kendala disertai solusi untuk

    masing-masing kendala tersebut diatas.

    *lemahnya koleksi
    untuk mengatasi hal ini kita harus menggalakan sumbangan ke alumni atau mendesak pimpinan

    untuk mengeluarkan peraturan wajib simpan karya cetak di lingkungan sendiri.
    *lemahnya ketenagaan
    untuk mengatasi hal ini perlu diadakan pembinaan kualitas tenaga kerja perpustakaan

    melalui pengiriman tenaga untuk mengikuti pendidikan formal, magang, study banding,dsb.
    *kurang dipahaminya manfaat kerjasama
    perlu diadakannya pemberian informasi dan menunjukkan keuntungan kerjasama, sehingga dapat

    memperoleh dukungan dari pimpinan.
    *dana
    untuk mengatasi hal ini, dengan meyakinkan pimpinan untuk dapat diikutsertakan dalam

    penyusunan anggaran agar memperoleh jaminan dana yang cukup perpustakaan.
    *kurang adanya informasi antara perpustakaan
    perlu adanya pertemuan berkala secara rutin agar dapat membina hubungan serta berbagi

    pengalaman dan informasi antar perpustakaan.

  9. Endah Agustyani Says:

    1. Bibliografi sistematis:daftar buku yang disusun secara logis dan berguna untuk keperluan rujukan dan studi.
    Bibliografi analitis:pada bentuk ini bibliografer harus memberikan deskripsi buku tentang karya yang memuat di dalamnya,bagaimana edisinya dan bagaimanakah kesempurnaan atau keaslian naskahnya.
    Bibliografi historis:hampir sama dengan bibliografi analitis hanya saja tekanannya pada perkembangan serta perubahan-perubahannya. Dapat dikatakan bahwa75% isi biblografi in memberikan penilaian naskahnya.

    2. Bibliografi sistematis sangat bermanfaat untuk keperluan rujukan maksudnya memberi petunjuk lengkap mengenai pengguna/pencari informasi di perpustakaan tentang terbitan baik mengenai hasil karya seseorang atau sekelompok orang atau mengenai subjek tertentu,sebagai perlengkapan dalam melakukan pemilihan bahan pustaka untuk dibeli dan disimpan di perpustakaan,sebagai suatu petunjuk tentang masalah apa saja yang pernah ditulis orang atau sebagai petunjuk perkembangan penulisan suatu masakah atau subjek.

    3. Bibliografi umum:bibliografi yang memuat informasi bibliografi dengan subjek umum. tidak dibuat pembatasan tertentu terhadap dokumen yang didaftar di dalamnya,misalnya tidak ada pembatasan subjek,waktu,dan tempat. Sedangkan Bibliografi khusus: suatu jenis bibliografi yang mendaftar literatur dengan cakupan khusus.

    4. Sejalan dengan perkembangan IPTEK maka terjadilah apa yang disebut “ledakan informasi”. Keadaan ledakan informasi mengakibatkan melimpahnya informasi baik tercetak maupun tidak tercetak dalam berbagai bidang ilmu. Tidak ada satupun perpustakaan yang mapu memiliki semua informasi tersebut. Sejalan dengan itu tidak ada satu orang pun yang mampu membaca semua informasi yang ada bahkan bidang sesempit apapun. Untuk membantu orang dapat mencari dan memilih informasi yang paling sesuai dengan yang dibutuhkan kiranya diperlukan pencatatan yang sistematis,namun menyeluruh. Pencatatan itu dikenal dengan PENGAWASAN BIBLIOGRAFI yang tidak dapat dilakukan oleh satu orang atau satu lembaga atau bahkan satu negara pun. Oleh karena itu tiap negara perlu melakukan pencatatan secara baik di tingkat nasional berupa PENGAWASAN BIBLIOGRAFI NASIONAL. Jika tiap negara melakukan dengan baik kemudian usaha ini dikoordinasikan secara bersama pada tingkat internasional maka lahirlah apa yang disebut UBC. Adanya UBC akan bermanfaat banyak bagi umat manusia khususnya dalam mencari dan memilih informasi yang cukup dan sangat diperlukan.

    5. Kendala dari kerjasama:
    * Lemahnya sarana dan prasarana. Dianjurkan tiap perpustakaan anggota kerja sama dapat meyakinkan pimpinan lembaga induk masing-masing untuk secara bertahap melengkapi perpustakaan dengan sarana komunikasi.
    * Lemahnya koleksi. Cara mengatasinya dengan jalan menggalakkan sumbangan alumni atau mendesak pimpinan lembaga induk untuk mengeluarkan peraturan wajib simpan karya cetak di lingkungan sendiri.
    * Lemahnya ketenagaan. Cara mengatasinya dengan adanya program-program pembinaan kualitas tenaga perpustakaan melalui pengiriman tenaga untuk mengikuti pendidikan formal,magang,studi banding,dan sebagainya.
    * Kurang adanya informasi antara perpustakaan. Cara mengatasinya perlu adanya pertemuan-pertemuan berkala secara reutin agar dapat membina hubungan serta berbagai pengalaman dan informasi
    * Perbedaan peraturan tentang fotokopi yang berkaitan dengan hak cipta. Perlu adanya seminar khusus untuk membahas hal ini hingga ada keseragaman dalam memberikan pelayanan yang menyangkut reproduksi pustaka yang dibutuhkan.

  10. Sike GaemGyu Ndozer's Says:

    1. a. Bibliografi sistemis adalah daftar buku yang telah disusun secara logis menurut sistem tertentu yang berguna untuk keperluan rujukan dan studi.
    b. Bibliografi analistis adalah bibliografi yang memberikan penjelasan (fakta) mengenai pengarang, terbitan asal mula naskah juga mencakup kegiatan penelitian atas sifat fisik sebuah buku.
    c. Bibliografi historis adalah sebuah daftar buku yang berusaha untuk memahami buku dalam konteks dunia buku, kondisi sosial, dan dunia pada masa itu. Bibliografi ini hampir sama dengan bibliografi kritis atau analistis, hanya saja tekananya pada perkembangan serta perubahan-perubahanya. Dapat dikatakan bahwa 75% isi bibliografi ini memberikan penilaian naskahnya.
    2. Bibliografi sistemis sangat diperlukan untuk keperluan rujukan karena jenis bibliografi ini merupakan pendaftaran buku atau rincian minimum yang disusun secara logis. Sehingga dari daftar tersebut para pemakai dapat mengenali buku yang didaftar dan dapat mengetahui gambaran kriteria buku secara umum dengan mudah.
    3. Bibliografi umum adalah bibliografi yang memuat informasi buku dengan subyek umum. Jadi tidak dibuat pembatasan tertentu terhadap dokumen yang didaftar di dalamnya. Misalnya tidak ada pembatasan subyek, waktu, dan tempat. Bibliografi jenis ini sangat jarang ditemukan dan tidak mudah untuk mendapatkanya. Sedangkan Bibliografi khusus adalah bibliografi yang terseleksi atau bibliografi yang mendaftar literatur dengan cakupan khusus. Misalnya bibliografi yang memuat khusus terbitan daerah tertentu atau bibliografi yang memuat khusus bidang kedokteran. Ada pula bibliografi khusus yang diterbitkan oleh lembaga atau organisasi tertentu. Biasanya bibliografi terbitan lembaga seperti itu disebarluaskan kepada perpustakaan secara cuma-cuma.
    4. Menurut saya ledakan informasi adalah perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat kemajuanya, sehingga begitu mudahnya seseorang mendapatkan informasi. Contohnya jika seseorang membutuhkan suatu informasi, dia hanya perlu mengakses internet lalu informasi dari jarak ribuan kilometerpun hanya diperlukan waktu beberapa detik untuk mendapatkanya, namun informasi tersebut belum tentu benar karena semua orang tentu saja dapat membuat sebuah artikel di internet. Maka dari itu untuk mengatasi ledakan informasi ini pustakawan harus dan di tuntut memiliki kesiapan profesional, kemampuan berbahasa serta melek informasi. Sehingga mampu menyiapkan informasi yang selektif, mempunyai nilai guna yang tinggi serta manfaat bagi pemakai.
    5. Kendala dari kerjasama adalah:
    1) Lemahnya sarana dan prasarana
    Cara mengatasi : tiap perpustakaan anggota dapat meyakinkan pimpinan lembaga induk masing-masing untuk secara bertahap melengkapi perpustakaan dengan sarana komunikasi seperti telepon, komputer, modem, mesin fotokopi, faksimile. Apabila belum ada, untuk sementara waktu perpustakaan dapat mencari jalan untuk ikut menggunakan fasilitas dari unit yang dimiliki.
    2) Lemah koleksi
    Cara mengatasi : menggalakan sumbangan alumni atau mendesak pimpinan lembaga induk mengeluarkan peraturan wajib simpan karya cetak di lingkugan sendiri.
    3) Lemah ketenagaan
    Cara mengatasi : membuat progam-progam pembinaan kualitas tenaga perpustakaan melalui pengiriman tenaga untuk mengikuti pendidikan formal, magang, studi banding, pertemuan-pertemuan ilmiah dan sebagainya.
    4) Dana
    Cara mengatasi : meyakinkan pimpinan lembaga induk untuk dapat diikutsertakan dalam penyusunan anggaran, yang diharapkan perpustakaan dapat memperoleh jaminan adanya dana yang cukup untuk pengembangan perpustakaanya.
    5) Kurang adanya sinkronisasi peraturan/sistem
    Cara mengatasi : perlu diadakan usaha-usaha sinkronisasi baik melalui pertemuan-pertemuan ilmiah maupun pembuatan pedoman standarisasi agar dapat diikuti oleh masing-masing peserta kerjasama.

    Maaf kalau ada salah-salah kata. Terimakasih^^
    -Suprihatin-

  11. Anif Kusnawati Says:

    1 .a.Biblografi sistematis
    Menurut Longlois bibliografi adalah bagian khusus dari ilmu tentang buku yang berhubungan dengan daftar,memberikan hasil setepat danselengkap mungkin sebagai sumber dan berpegang pada pemikiIran pengarang yang dituangkan ke dalam suatu naskah.
    Bibliografi sistematis merupakan daftar buku yang disusun secara logis,dan berguna untuk keperluan rujukan dan studi.Dapat berupa daftar buku yang bersifat retrospektif,beranotasi atau tidak beranota
    Si.
    b.Bibiografianalitis / analytical bibliography/ kritis.
    Adalah bibliografi yang memberikan penjelasan {fakta} mengenai pengarang,terbitan,danasalmula
    Naskah.
    Bibliografi analitis disebut pula bibliography histories hanya perbedaannya tekanannya pada perkembangan serta
    Perubahan2nya.
    2.karena bibliografi sistematis untuk mengetahui literature dalam cabang ilmu tertentu.
    3.a.Bibliografiumum
    -universal.merupakan program terpusat secara internasional,dimana setiap Negara bertanggungjwb
    Atas katalogisasi dinegaranya agar dapat diterima secara internasional.
    -Kelompok bahasa,yang terdaftar adalah terbitan yang menggunakan satu bahasa,misalnya cummula
    Tif Book index yang hanya mendaftar terbitan secara internasional.
    -Nasional,merupakanbibliografi mutakhir dari suatu Negara yang mencakup seluruh terbitan dinega
    Ranya,misalnya Brithish Nasional Bibliography.
    -Regional.merupakan kumpulan dari terbitan beberapa Negara atau Negara bagian misalnya
    ACCESSION LISTOF SOUTHEAST ASIA.
    b.Bibliografikhusus,
    – menurut subyek misalnya hukum,sejarah
    – menurut bentuk terbitan misalnya fiksi,drama
    – menurut buku yang terbit dalam kurun waktu tertentu,misalnya incunabula.
    – Menurut kategori terbitan misalnya best sellers,terjemahan
    – Karya perorangan seperti bio-biblipgrafi pengarang
    – Terbitan yang lebih sempit dari ruanglingkup Nasional,sepertidaerah,wilayah.
    4. LEDAKAN INFORMASI adalahd ampak dari perkembangan IPTEK yang mengakibatkan melimpahnya
    Informasi baik tercetak maupun tdktercetak,sehingga diperlukan Pengawasan Bibliografi Nasional
    Ditiap Negara yang dikoorninasi secara internasional yaitu UBC {UNIVERSAL BIBLIOGRAPHIC CONTROL} .di Indonesia bibliografi Nasional sudah ada sejak zaman Hindia Belanda.Kantor Bibliografi Nasional{KBN} pada 11 Desember 1952 yaitu Surat Keputusan Menteri P.P dan K No. 46866/kab dan berlaku
    Mulai 1 januari 1953.Sejak desember 1967 KBN dibawah Lembaga Departemen P&K.
    Dan sejak terbitnya KepMenteri P & K No.164/1980 tgl 17 Mei 1980 tentang pendirian perpustakaan Nasional maka KBN yg saat itu menjadi Bibliografi Nasional Indonesia menjadi tanggungjawab perpustakaanNasional.
    5. 1.Lemah Ketenagaan
    Dengan mengikuti pendidikan formal dan non formal diharapkan dapat meningkatkn tenaga profe
    Sional,sejalan dengan perkembangan iptek pustakawan khususnya di Indonesia tlahterus mengikuti
    Salah satunya adalah SOFTWARE SLIM SENAYAN ,{Senayan library management system}.
    Dua pegiat slim,yaituHeri Abiburrachman Hakim dan Purwoko {Pustakawan UGM-anggota FPPTI JOGJA}pd 11 oktober 2012 telah berkesempatan presentasi dlm acara GEN NEXT INTERNATIONAL CONFERENCE di HALL UNIVERSITI BRUNEI DARUSSALAM.
    Sumber: Blog.Jogjalib.NET
    Sebelum itu tgl 2 0ktober 2012 adai nformasi internasional yg diikuti pustakawan dlm dan luarnegeri
    Dgn tema Reinventing Academic Libraries,menata ulang manajemen perpustakaan dalam rangka mendukung Perguruan Tinggi dan keunggulan global.
    Sumber:www.duniaperpustakaan.com
    2.LemahKoleksi
    Sehingga berakibat pemustaka lebih menyukai berkunjung di mbahgoogle yang lebih cepatdan akurat,diharapkan denganmemperbaiki system pengadaan dan kerjasama berbasis tekhnologi maka
    Koleksi perpustakaan akan bertambah.
    3. Dana
    Dengan sering mencoba mengajukan proposal ke perusahaan2 besar,mengadakan galang dana,pengumpulan buku2 hadiahdll
    4.Kurang dipahami nya manfaat kerjasama
    Maka perlu diadakan pembinaan2 secara konsisten dari pimpinans ampai staf akan manfaat kerjasam
    5.Lemahnya sarana dan prasarana
    Maka perlu pimpinan mengambil tindakan2 yang efektif demi perkembangan perpustakaan ,
    Thx n salam
    ANIF KUSNAWATI

  12. Indah Wahyuningsih Says:

    1. a. Bibliografi sistemis adalah daftar buku yang telah disusun secara logis menurut sistem tertentu yang berguna untuk keperluan rujukan dan studi.
    b. Bibliografi analistis adalah bibliografi yang memberikan
    penjelasan (fakta) mengenai pengarang, terbitan asal mula naskah juga mencakup kegiatan penelitian atas sifat fisik sebuah buku.
    c. Bibliografi historis adalah sebuah daftar buku yang berusaha untuk memahami buku dalam konteks dunia buku, kondisi sosial, dan dunia pada masa itu. Bibliografi ini hampir sama dengan bibliografi kritis atau analistis, hanya saja tekananya pada perkembangan serta perubahan-perubahanya. Dapat dikatakan bahwa 75% isi bibliografi ini memberikan penilaian naskahnya.

    2. Bibliografi sistemis sangat diperlukan untuk keperluan rujukan karena jenis bibliografi ini merupakan pendaftaran buku atau rincian minimum yang disusun secara logis. Sehingga dari daftar tersebut para pemakai dapat mengenali buku yang didaftar dan dapat mengetahui gambaran kriteria buku secara umum dengan mudah.

    3. Bibliografi umum adalah bibliografi yang memuat informasi buku dengan subyek umum. Jadi tidak dibuat pembatasan tertentu terhadap dokumen yang didaftar di dalamnya. Misalnya tidak ada pembatasan subyek, waktu, dan tempat. Bibliografi jenis ini sangat jarang ditemukan dan tidak mudah untuk mendapatkanya. Sedangkan Bibliografi khusus adalah bibliografi yang terseleksi atau bibliografi yang mendaftar literatur dengan cakupan khusus. Misalnya bibliografi yang memuat khusus terbitan daerah tertentu atau bibliografi yang memuat khusus bidang kedokteran. Ada pula bibliografi khusus yang diterbitkan oleh lembaga atau organisasi tertentu. Biasanya bibliografi terbitan lembaga seperti itu disebarluaskan kepada perpustakaan secara cuma-cuma.

    4. Menurut saya ledakan informasi adalah perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat kemajuanya, sehingga begitu mudahnya seseorang mendapatkan informasi. Contohnya jika seseorang membutuhkan suatu informasi, dia hanya perlu mengakses internet lalu informasi dari jarak ribuan kilometerpun hanya diperlukan waktu beberapa detik untuk mendapatkanya, namun informasi tersebut belum tentu benar karena semua orang tentu saja dapat membuat sebuah artikel di internet. Maka dari itu untuk mengatasi ledakan informasi ini pustakawan harus dan di tuntut memiliki kesiapan profesional, kemampuan berbahasa serta melek informasi. Sehingga mampu menyiapkan informasi yang selektif, mempunyai nilai guna yang tinggi serta manfaat bagi pemakai.

    5. Kendala dari kerjasama adalah:
    1) Lemahnya sarana dan prasarana
    Cara mengatasi : tiap perpustakaan anggota dapat meyakinkan pimpinan lembaga induk masing-masing untuk secara bertahap melengkapi perpustakaan dengan sarana komunikasi seperti telepon, komputer, modem, mesin fotokopi, faksimile. Apabila belum ada, untuk sementara waktu perpustakaan dapat mencari jalan untuk ikut menggunakan fasilitas dari unit yang dimiliki.
    2) Lemah koleksi
    Cara mengatasi : menggalakan sumbangan alumni atau mendesak pimpinan lembaga induk mengeluarkan peraturan wajib simpan karya cetak di lingkugan sendiri.
    3) Lemah ketenagaan
    Cara mengatasi : membuat progam-progam pembinaan kualitas tenaga perpustakaan melalui pengiriman tenaga untuk mengikuti pendidikan formal, magang, studi banding, pertemuan-pertemuan ilmiah dan sebagainya.
    4) Dana
    Cara mengatasi : meyakinkan pimpinan lembaga induk untuk dapat diikutsertakan dalam penyusunan anggaran, yang diharapkan perpustakaan dapat memperoleh jaminan adanya dana yang cukup untuk pengembangan perpustakaanya.
    5) Kurang adanya sinkronisasi peraturan/sistem
    Cara mengatasi : perlu diadakan usaha-usaha sinkronisasi baik melalui pertemuan-pertemuan ilmiah maupun pembuatan pedoman standarisasi agar dapat diikuti oleh masing-masing peserta kerjasama.

    Indah Wahyuningsih

  13. Last'one Chubbynakjaton Says:

    1. Bibliografi sistematis adalah daftar buku yang disusun secara logis dan berguna untuk keperluan rujukan.
    Bibliografi analisis pada hakekatnya bentuk ini biblografer harus memberikan deskripsi buku tentang karya yang termuat didalamnya, bagaimana edisinya dan bagaimanakah kesempurnaan atau keaslian naskahnya.
    Bibliografi histori dapat dikatakan bahwa 75% isi bibliografi ini memberikan penilaian naskahnya.
    2. Manfaat bibliografi sistematis untuk keperluan rujukan maksudnya adalah bibliografi sistematis disusun menurut system tertentu. Dalam hal ini, seni penyusun yang berperan. Dari daftar tersebut diharapkan pemakai dapat mengenali buku yang didaftar,dapat mengetahui gambaran criteria buku secara umum. Bibliografi dapat bersifat enumerative atau subjek yang berarti buku terdaftar didalamnya merupakan satu kumpulan buku dari cabang ilmu pengetahuan saja.
    3. Perbedaan bibliografi umum dan khusus
    Bibliografi umum :
    a. Universal adalah program terpusat secara internasional, dimana setiap Negara bertanggung jawab atas katalogisasi di negaranya untuk dapat diterima secara internasional.
    b. Kelompok bahasa, yang terdftar adalah terbitan yang menggunakan satu bahasa.
    c. Nasional, merupakan bibliografi mutakhir dari suatu Negara yang mencangkup seluruh terbitan di negaranya.
    d. Regional, adalah kumpulan dari terbitan beberapa Negara atau Negara bagaian .
    Bibliografi Khusus :
    a. Menurut subjek, misalnya hokum sejarah
    b. Menurut bentuk terbitan
    c. Menurut buku yang terbit dalam kurun waktu tertentu
    d. Menurut kategori terbitan, misalnya best sellers, terjemahan
    e. Karya perorangan, seperti bio-bibliografi, biblhiografi pengarang
    f. Terbitan yang lebih sempit dari ruang lingkup nasional
    4. Ledakan informasi adalah keadaan ledakan informasi mengakibatkan melimpahnya informasi baik cetak maupun tidak tercetak dalam berbagai bidang ilmu. Tidak ada satu pun perpustakaan yang mampu memiliki semua informasi tersebut. Selain itu tidak ada satu orang pun yang mampu membaca semua informasi yang ada, bahkan bidang sesempit apapun.
    Cara mengatasinya adalah tiap Negara perlu melakukan pencatatan secara baik di tingkat nasional berupa pengawasan bibliografi nasional. Jika tiap Negara melakukan dengan baik, kemudian usaha ini dikoordinasikan secara bersama pada tingkat internasional maka lahirlah apa yang disebut UBC. Adanya UBC akan bermanfaat banyak bagi umat manusia, khususnya dalam mencari dan memilih informasi yang cukup dan sangat diperlukan.
    5. Kendala dari kerjasama :
    a. Lemahnya sarana dan prasarana
    Salah satu kelemahan dalam perpustakaan adalah kurang tersedianya sarana dan prasarana yang bik yang dapat menunjang kelancarkan komunikasi di antara anggota peserta kerjasama. Cara mengatasinya dengan melengkapi perpustakaan dengan sarana telepon, fotokopi, computer, dll.
    b. Lemah koleksi
    Dana yang terbatas dari perpustakaan, membuat perpustakaan tak dapat membangun koleksi yang memadai. Cara mengatasinya adalah menggalakan dana sumbangan alumni atau mendesak pimpinan lembaga induk untuk mengeluarkan peraturan wajib simpan karya cetak dilingkungan sendiri.
    c. Lemah ketenagaan
    Kurangnya tenaga professional baik dalam keahlian maupun sikap mental dapat mengahambat jalannya kerja sama. Untuk mengatasi hal ini perlu adanya program-program Pembina kualitas tenaga peprpustakaan melaui pengiriman tenaga untuk mengikuti pendidikan formal, magang, studi banding, pertemuan ilmiah dan sebagainya.
    d. Kurang adanya informasi antara perpustakaan
    Walaupun perpustakaan adalah lembaga yang bergerak di bidang informasi, justru sering kali pertukaran informasi jarang terlaksana sehingga masing-masing perpustakaan tidak mengetahui keadaan dan perkembangan perpustakaan lain sehingga kurang dapat memanfaatkan potensi dari perpustakaan-perpustakaan lain. Untuk mengatasi masalah ini perlu adanya pertemuan-pertemuan berkala secara rutin agar dapat membina hubungan serta berbagai pengalaman dan informasi.
    e. Kurangnya adanya sinkronisasi peraturan/ system
    Kecenderungan perpustkaan untuk membuat peraturan-peraturan serta system sendiri dalam pengelolaan perpustakaan, sering menimbulkan kesulitan dalam melaksanakan kerjasama. Cara mengatasinya perlu diadakan usaha-usaha sinkronisasi baik melalui pertemuan-pertemuan ilmiah secara rutin mauoun pembuatan pedoman standarisasi agar siikuti oleh masing-masing peserta kerajasama.

    Sri Sulastri

  14. Diyan Dichristdiyanto Says:

    -Bibliografi sistematis adalah daftar buku yang di susun secara logis dan berguna untuk keperluan rujukan dan studi,
    -bibliografi analitis adalah bibliografi yang memberikan penjelasan mengenai pengarang terbitan dan asal mula naskah.
    -Bibliografi historis adalah bibliografi yang hampir sama dengan bibliografi kritis atau bibliografi analitis,hanya saja tekannanya pada perkembangan serta perubahan-perubahannya.

    Maksud dari bibliografi sangat bermanfaat untuk keperluan rujukan adalah diharapkan dari daftar tersebut pemakai dapat mengenali buku yang didaftar,dapat mengetahui gambaran kriteria buku secara umum.selain itu bibliografi sistematis dapat berupa daftar buku retrospektif,beranotasi atau tidak.selain itu bibliografi dapat bersifat enumerative yang berarti buku yang terdaftar didalamnya merupakan satu kumpulan buku dari satu cabang ilmu pengetahuan saja.

    Yang menjadi pembeda adalah pengelompokannya,jika pada bibliografi umum di kelompokkan secara universal,kelompok bahasa,nasional,dan regional.
    sedangkan pada bibliografi khusus di kelompokkan menurut subjek,menurut bentuk terbitan,menurut buku yang terbit dalam kurun waktu tertentu,menurut kategori terbitan,karya perorangan,dan menurut terbitan yang lebih sempit dari ruang lingkup nasional

    ledakan informasi adalah melimpahnya informasi baik dari media cetak maupun media elektronik,atau bisa juga diartikan sebagai unsur-unsur baru secara mendunia melalui media cetak atau media elektronik,selain itu ledakan informasi dapat diartikan sebagai hilangnya batas ruang dan waktu akibat kemajuan teknologi informasi.
    cara mengatasinya menurut pendapat saya adalah selalu meningkatkan pengetahuan akan kemajuan teknologi informasi,selalu berpegang pada etos kerja dan mampu memprediksi akan kemajuan teknologi informasi

    kendala/hambatan yang dihadapi oleh perpustakaan dalam usaha mengadakan kerja sama adalah sebagai berikut;
    -lemahnya sarana dan prasarana
    -lemahnya koleksi
    -lemahnya ketenagaan
    -kurang di pahaminya manfaat kerjasama
    -dana
    -kurang ada informasi antar perpustakaan
    -kurang adanya sinkronisasi peraturan/sistem

  15. Iid Fitria Pratiwi Says:

    1.-Bibliografi sistematis adlah daftar buku yang disusun secara logis dan berguna untuk keperluan rujukan.
    -bibliografi analitis adalah bibliografi yang memberikan penjelasan mengenai pengarang,terbitan dan asal mula naskah.
    -bibliografi historis hampir sama dengan bibliografi analitis hanya saja tekanannya pada perkembangan serta perubahan-perubahannya.

    2.maksudnya bibliografi tersebut diharapkan pemakai dapat mengenali buku yg didaftar,dapat mengetahui gambaran kriteria buku secara umum.

    3.-bibliografi umum mencakup :
    a.universal
    b.kelompok bahasa
    c.nasional
    d.regional
    -bibliografi khusus mencakup :
    a.menurut subjek
    b.menurut buku terbitan
    c.menurut buku yang diterbit dalam kurun waktu tertentu
    d.menurut kategori terbitan
    e.karya perorangan
    f.terbitan yang lebih sempit dari ruang lingkup nasional.

    4.Mengingat pentingnya peranan bibliografi dalam pengembangan ilmu dan teknologi maka banyak usaha yg telah dilakukan utk menyusun bibliografi.Sejalan dgn perkembanagan IPTEK maka terrjadilah “LEDAKAN INFORMASI”.LEDAKAN INFORMASI adalah dampak dari perkembangan IPTEK yang mengakibatkan melimpahnya
    Informasi baik tercetak maupun tdktercetak,sehingga diperlukan Pengawasan Bibliografi Nasional
    Ditiap Negara yang dikoorninasi secara internasional yaitu UBC {UNIVERSAL BIBLIOGRAPHIC CONTROL} .di Indonesia bibliografi Nasional sudah ada sejak zaman Hindia Belanda.Kantor Bibliografi Nasional{KBN} pada 11 Desember 1952 yaitu Surat Keputusan Menteri P.P dan K No. 46866/kab dan berlaku
    Mulai 1 januari 1953.Sejak desember 1967 KBN dibawah Lembaga Departemen P&K.
    Dan sejak terbitnya KepMenteri P & K No.164/1980 tgl 17 Mei 1980 tentang pendirian perpustakaan Nasional maka KBN yg saat itu menjadi Bibliografi Nasional Indonesia menjadi tanggungjawab perpustakaanNasional.

    5.-Lemahnya sarana dan prasarana. Dianjurkan tiap perpustakaan anggota kerja sama dapat meyakinkan pimpinan lembaga induk masing-masing untuk secara bertahap melengkapi perpustakaan dengan sarana komunikasi.
    -Lemahnya koleksi. Cara mengatasinya dengan jalan menggalakkan sumbangan alumni atau mendesak pimpinan lembaga induk untuk mengeluarkan peraturan wajib simpan karya cetak di lingkungan sendiri.
    -Lemahnya ketenagaan. Cara mengatasinya dengan adanya program-program pembinaan kualitas tenaga perpustakaan melalui pengiriman tenaga untuk mengikuti pendidikan formal,magang,studi banding,dan sebagainya.
    -Kurang adanya informasi antara perpustakaan. Cara mengatasinya perlu adanya pertemuan-pertemuan berkala secara reutin agar dapat membina hubungan serta berbagai pengalaman dan informasi
    -Perbedaan peraturan tentang fotokopi yang berkaitan dengan hak cipta. Perlu adanya seminar khusus untuk membahas hal ini hingga ada keseragaman dalam memberikan pelayanan yang menyangkut reproduksi pustaka yang dibutuhkan.

  16. Black Crus'saidon Says:

    1. * Bibliografi analitis atau bibliografi kritis. Pada bentuk ini bibliografer harus memberikan diskripsi buku tentang karya yang termuat di dalamnya, bagaimana edisinya dan bagaimanakah kesempurnaan atau keaslian naskahnya.
    * Bibliografi historis hampir sama dengan bibliografi kritis atau bibliografi analitis, hanya saja tekanannya pada perkembangan serta perubahan-perubahannya. Dapat dikatakan bahwa 75% isi bibliografi ini memberikan penilaian naskahnya.
    * Bibliografi sistematis merupakan daftar buku yang di susun secara logis dan berguna untuk keperluan rujukan dan studi.
    2. Bibliografi sistematis berguna untuk keperluan rujukan maksudnya yaitu bibliografi sistematis di susun menurut sistem tertentu, sesuai dengan tujuan penyusunnya. Dari daftar tersebut di harapkan pemakai dapat mengenali buku yang di daftar, dapat mengetahui gambaran kriteria buku secara umum. Bibliografi sistematis dapat berupa daftar buku yang bersifat retrospektif, beranotasi atau tidak beranotasi, sehingga buku yang terdaftar di dalamnya merupakan satu kumpulan buku dari satu cabang ilmu pengetahuan saja yang dapat di jadikan sebagai bahan rujukan karena banyak di terbitkan oleh suatu lembaga atau suatu perpustakaan.
    3. 1. Bibliografi Umum
    a. Universal, merupakan program terpusat secara international, di mana setiap Negara bertanggung jawab atas katalogisasi di negaranya untuk dapat di terima secara internasional.
    b. Kelompok bahasa, yang terdaftar adalah terbitan yang menggunakan satu bahasa, misalnya Cumulative Book Index yang hanya mendaftar terbitan dalam bahasa Inggris saja.
    c. Nasional, merupakan bibliografi mutakhir dari suatu Negara yang mencakup seluruh terbitan di Negaranya, misalnya British Nasional Bibliography.
    d. Regional, merupakan kumpulan dari terbitan beberapa Negara atau Negara bagian, misalnya Accession List of Southeast Asia.
    2. Bibliografi Khusus
    a. Menurut subjek, misalnya hukum, sejarah.
    b. Menurut bentuk terbitan, misalnya fiksi, drama.
    c. Menurut buku yang terbit dalam kurun waktu tertentu, misalnya incunabula.
    d. Menurut kategori terbitan, misalnya best sellers, terjemahan.
    e. Karya perorangan, seperti bio-bibliografi, bibliografi pengarang.
    f. Terbitan yang lebih sempit dari ruang lingkup nasional, seperti daerah, wilayah.
    4. Keadaan “Ledakan informasi” mengakibatkan melimpahkan informasi baik cetak maupun tidak tercetak dalam berbagai bidang ilmu. Tidak ada satu pun perpustakaan yang mampu memiliki semua informasi tersebut. Sejalan itu, tidak ada satu orang pun yang mampu membaca semua informasi yang ada, bahkan bidang sesempit apa pun. Untuk membantu orang dapat mencari dan memilih informasi yang paling sesuai dengan yang di butuhkan kiranya di perlukan pencatatan yang sistematis, namun menyeluruh. Pencatatan ini di kenal dengan pengawasan bibliografi yang tidak dapat di lakukan oleh satu orang atau satu lembaga atau bahkan satu Negara pun. Oleh karena itu, tiap Negara perlu melakukan pencatatan secara baik di tingkat nasional berupa Pengawasan Bibliografi Nasional. Jika tiap Negara melakukan dengan baik, kemudian usaha ini di koordinasikan secara bersama pada tingkat internasional maka lahirlah apa yang di sebut UBC ( Universal Bibliographic Control). Adanya UBC akan bermanfaat banyak bagi umat manusia, khususnya dalam mencari dan memilih informasi yang cukup dan sangat di perlukan.
    5. 1. Lemahnya Sarana dan Prasarana
    Di anjurkan tiap perpustakaan anggota kerja sama dapat meyakinkan pimpinan lembaga induk masing-masing untuk secara bertahap melengkapi perpustakaan dengan sarana komunikasi, seperti telepon, komputer, facsimile, mesin fotokopi, modem. Apabila belum ada, untuk sementara waktu perpustakaan dapat mencari jalan untuk ikut menggunakan fasilitas dari unit yang memiliki.
    2. Lemah Koleksi
    Beberapa usaha yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah ini adalah dengan jalan menggalakkan sumbangan alumni atau mendesak pimpinan lembaga induk untuk mengeluarkan peraturan wajib simpan karya cetak di lingkungan sendiri. Lalu, secara bertahap perpustakaan dapat meyakinkan pimpinan, paling tidak menyediakan anggaran untuk dapat memenuhi kebutuhan koleksi pustaka inti dari lembaga yang bersangkutan.
    3. Lemah Ketenagaan
    Untuk mengatasi hal ini, perlu adanya program-program pembinaan kualitas tenaga perpustakaan melalui pengiriman tenaga untuk mengikuti pendidikan formal, magang, studi banding, pertemuan-pertemuan ilmiah dan sebagainya.
    4. Kurang Dipahaminya Manfaat Kerja Sama
    Menjadi kewajiban pustakawan untuk dapat memberikan informasi dan menunjukkan keuntungan dari kerja sama sehingga dapat memperoleh dukungan dari pimpinan.
    5. Dana
    Dengan meyakinkan pimpinan lembaga induk untuk dapat di ikutsertakan dalam penyusunan anggaran, di harapkan perpustakaan dapat memperoleh jaminan adanya dana yang cukup untuk pengembangan perpustakaannya.
    6. Kurang Adanya Informasi antara Perpustakaan
    Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya pertemuan-pertemuan berkala secara rutin agar dapat membina hubungan serta berbagi pengalaman dan informasi. Penerbitan publikasi resmi, seperti majalah, bulletin, daftar perolehan daftar pustaka baru, catalog induk pustaka, baik yang di terbitkan secara bersama ataupun di terbitkan dan di sebarkan oleh masing-masing perpustakaan juga dapat membantu meningkatkan komunikasi dan pertukaran informasi antar perpustakaan.
    7. Perbedaan Peraturan tentang Fotokopi yang Berkaitan dengan Hak Cipta
    Ketidak jelasan tentang peraturan hak cipta, banyak menimbulkan perbedaan penafsiran dalam memberikan izin fotokopi. Perlu adanya seminar khusus untuk membahas hal ini sehingga ada keseragaman dalam memberikan pelayanan yang menyangkut reproduksi pustaka yang di butuhkan.
    8. Kurang Adanya Sinkronisasi Peraturan / Sistem
    Kecenderungan perpustakaan untuk membuat peraturan-peraturan serta sistem sendiri dalam pengolahan perpustakaan, sering menimbulkan kesulitan dalam melaksanakan kerja sama. Untuk itu perlu di adakan usaha-usaha sinkronisasi baik melalui pertemuan-pertemuan ilmiah secara rutin maupun pembuatan pedoman standardisasi agar dapat di ikuti oleh masing-masing peserta kerja sama.

    by Eka Dian Purnomo

  17. Vivid Novianti Says:

    1. * Bibliografi analitis atau bibliografi kritis. Pada bentuk ini bibliografer harus memberikan diskripsi buku tentang karya yang termuat di dalamnya, bagaimana edisinya dan bagaimanakah kesempurnaan atau keaslian naskahnya.
    * Bibliografi historis hampir sama dengan bibliografi kritis atau bibliografi analitis, hanya saja tekanannya pada perkembangan serta perubahan-perubahannya. Dapat dikatakan bahwa 75% isi bibliografi ini memberikan penilaian naskahnya.
    * Bibliografi sistematis merupakan daftar buku yang di susun secara logis dan berguna untuk keperluan rujukan dan studi.
    2. Bibliografi sistematis berguna untuk keperluan rujukan maksudnya yaitu bibliografi sistematis di susun menurut sistem tertentu, sesuai dengan tujuan penyusunnya. Dari daftar tersebut di harapkan pemakai dapat mengenali buku yang di daftar, dapat mengetahui gambaran kriteria buku secara umum. Bibliografi sistematis dapat berupa daftar buku yang bersifat retrospektif, beranotasi atau tidak beranotasi, sehingga buku yang terdaftar di dalamnya merupakan satu kumpulan buku dari satu cabang ilmu pengetahuan saja yang dapat di jadikan sebagai bahan rujukan karena banyak di terbitkan oleh suatu lembaga atau suatu perpustakaan.
    3. 1. Bibliografi Umum
    a. Universal, merupakan program terpusat secara international, di mana setiap Negara bertanggung jawab atas katalogisasi di negaranya untuk dapat di terima secara internasional.
    b. Kelompok bahasa, yang terdaftar adalah terbitan yang menggunakan satu bahasa, misalnya Cumulative Book Index yang hanya mendaftar terbitan dalam bahasa Inggris saja.
    c. Nasional, merupakan bibliografi mutakhir dari suatu Negara yang mencakup seluruh terbitan di Negaranya, misalnya British Nasional Bibliography.
    d. Regional, merupakan kumpulan dari terbitan beberapa Negara atau Negara bagian, misalnya Accession List of Southeast Asia.
    2. Bibliografi Khusus
    a. Menurut subjek, misalnya hukum, sejarah.
    b. Menurut bentuk terbitan, misalnya fiksi, drama.
    c. Menurut buku yang terbit dalam kurun waktu tertentu, misalnya incunabula.
    d. Menurut kategori terbitan, misalnya best sellers, terjemahan.
    e. Karya perorangan, seperti bio-bibliografi, bibliografi pengarang.
    f. Terbitan yang lebih sempit dari ruang lingkup nasional, seperti daerah, wilayah.
    4. Keadaan “Ledakan informasi” mengakibatkan melimpahkan informasi baik cetak maupun tidak tercetak dalam berbagai bidang ilmu. Tidak ada satu pun perpustakaan yang mampu memiliki semua informasi tersebut. Sejalan itu, tidak ada satu orang pun yang mampu membaca semua informasi yang ada, bahkan bidang sesempit apa pun. Untuk membantu orang dapat mencari dan memilih informasi yang paling sesuai dengan yang di butuhkan kiranya di perlukan pencatatan yang sistematis, namun menyeluruh. Pencatatan ini di kenal dengan pengawasan bibliografi yang tidak dapat di lakukan oleh satu orang atau satu lembaga atau bahkan satu Negara pun. Oleh karena itu, tiap Negara perlu melakukan pencatatan secara baik di tingkat nasional berupa Pengawasan Bibliografi Nasional. Jika tiap Negara melakukan dengan baik, kemudian usaha ini di koordinasikan secara bersama pada tingkat internasional maka lahirlah apa yang di sebut UBC ( Universal Bibliographic Control). Adanya UBC akan bermanfaat banyak bagi umat manusia, khususnya dalam mencari dan memilih informasi yang cukup dan sangat di perlukan.
    5. 1. Lemahnya Sarana dan Prasarana
    Di anjurkan tiap perpustakaan anggota kerja sama dapat meyakinkan pimpinan lembaga induk masing-masing untuk secara bertahap melengkapi perpustakaan dengan sarana komunikasi, seperti telepon, komputer, facsimile, mesin fotokopi, modem. Apabila belum ada, untuk sementara waktu perpustakaan dapat mencari jalan untuk ikut menggunakan fasilitas dari unit yang memiliki.
    2. Lemah Koleksi
    Beberapa usaha yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah ini adalah dengan jalan menggalakkan sumbangan alumni atau mendesak pimpinan lembaga induk untuk mengeluarkan peraturan wajib simpan karya cetak di lingkungan sendiri. Lalu, secara bertahap perpustakaan dapat meyakinkan pimpinan, paling tidak menyediakan anggaran untuk dapat memenuhi kebutuhan koleksi pustaka inti dari lembaga yang bersangkutan.
    3. Lemah Ketenagaan
    Untuk mengatasi hal ini, perlu adanya program-program pembinaan kualitas tenaga perpustakaan melalui pengiriman tenaga untuk mengikuti pendidikan formal, magang, studi banding, pertemuan-pertemuan ilmiah dan sebagainya.
    4. Kurang Dipahaminya Manfaat Kerja Sama
    Menjadi kewajiban pustakawan untuk dapat memberikan informasi dan menunjukkan keuntungan dari kerja sama sehingga dapat memperoleh dukungan dari pimpinan.
    5. Dana
    Dengan meyakinkan pimpinan lembaga induk untuk dapat di ikutsertakan dalam penyusunan anggaran, di harapkan perpustakaan dapat memperoleh jaminan adanya dana yang cukup untuk pengembangan perpustakaannya.
    6. Kurang Adanya Informasi antara Perpustakaan
    Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya pertemuan-pertemuan berkala secara rutin agar dapat membina hubungan serta berbagi pengalaman dan informasi. Penerbitan publikasi resmi, seperti majalah, bulletin, daftar perolehan daftar pustaka baru, catalog induk pustaka, baik yang di terbitkan secara bersama ataupun di terbitkan dan di sebarkan oleh masing-masing perpustakaan juga dapat membantu meningkatkan komunikasi dan pertukaran informasi antar perpustakaan.
    7. Perbedaan Peraturan tentang Fotokopi yang Berkaitan dengan Hak Cipta
    Ketidak jelasan tentang peraturan hak cipta, banyak menimbulkan perbedaan penafsiran dalam memberikan izin fotokopi. Perlu adanya seminar khusus untuk membahas hal ini sehingga ada keseragaman dalam memberikan pelayanan yang menyangkut reproduksi pustaka yang di butuhkan.
    8. Kurang Adanya Sinkronisasi Peraturan / Sistem
    Kecenderungan perpustakaan untuk membuat peraturan-peraturan serta sistem sendiri dalam pengolahan perpustakaan, sering menimbulkan kesulitan dalam melaksanakan kerja sama. Untuk itu perlu di adakan usaha-usaha sinkronisasi baik melalui pertemuan-pertemuan ilmiah secara rutin maupun pembuatan
    pedoman standardisasi agar dapat di ikuti oleh masing-masing peserta kerja sama.

    by Pipit Novianti

  18. Black Crus'saidon Says:

    1. * Bibliografi analitis atau bibliografi kritis. Pada bentuk ini bibliografer harus memberikan diskripsi buku tentang karya yang termuat di dalamnya, bagaimana edisinya dan bagaimanakah kesempurnaan atau keaslian naskahnya.
    * Bibliografi historis hampir sama dengan bibliografi kritis atau bibliografi analitis, hanya saja tekanannya pada perkembangan serta perubahan-perubahannya. Dapat dikatakan bahwa 75% isi bibliografi ini memberikan penilaian naskahnya.
    * Bibliografi sistematis merupakan daftar buku yang di susun secara logis dan berguna untuk keperluan rujukan dan studi.
    2. Bibliografi sistematis berguna untuk keperluan rujukan maksudnya yaitu bibliografi sistematis di susun menurut sistem tertentu, sesuai dengan tujuan penyusunnya. Dari daftar tersebut di harapkan pemakai dapat mengenali buku yang di daftar, dapat mengetahui gambaran kriteria buku secara umum. Bibliografi sistematis dapat berupa daftar buku yang bersifat retrospektif, beranotasi atau tidak beranotasi, sehingga buku yang terdaftar di dalamnya merupakan satu kumpulan buku dari satu cabang ilmu pengetahuan saja yang dapat di jadikan sebagai bahan rujukan karena banyak di terbitkan oleh suatu lembaga atau suatu perpustakaan.
    3. 1. Bibliografi Umum
    a. Universal, merupakan program terpusat secara international, di mana setiap Negara bertanggung jawab atas katalogisasi di negaranya untuk dapat di terima secara internasional.
    b. Kelompok bahasa, yang terdaftar adalah terbitan yang menggunakan satu bahasa, misalnya Cumulative Book Index yang hanya mendaftar terbitan dalam bahasa Inggris saja.
    c. Nasional, merupakan bibliografi mutakhir dari suatu Negara yang mencakup seluruh terbitan di Negaranya, misalnya British Nasional Bibliography.
    d. Regional, merupakan kumpulan dari terbitan beberapa Negara atau Negara bagian, misalnya Accession List of Southeast Asia.
    2. Bibliografi Khusus
    a. Menurut subjek, misalnya hukum, sejarah.
    b. Menurut bentuk terbitan, misalnya fiksi, drama.
    c. Menurut buku yang terbit dalam kurun waktu tertentu, misalnya incunabula.
    d. Menurut kategori terbitan, misalnya best sellers, terjemahan.
    e. Karya perorangan, seperti bio-bibliografi, bibliografi pengarang.
    f. Terbitan yang lebih sempit dari ruang lingkup nasional, seperti daerah, wilayah.
    4. Keadaan “Ledakan informasi” mengakibatkan melimpahkan informasi baik cetak maupun tidak tercetak dalam berbagai bidang ilmu. Tidak ada satu pun perpustakaan yang mampu memiliki semua informasi tersebut. Sejalan itu, tidak ada satu orang pun yang mampu membaca semua informasi yang ada, bahkan bidang sesempit apa pun. Untuk membantu orang dapat mencari dan memilih informasi yang paling sesuai dengan yang di butuhkan kiranya di perlukan pencatatan yang sistematis, namun menyeluruh. Pencatatan ini di kenal dengan pengawasan bibliografi yang tidak dapat di lakukan oleh satu orang atau satu lembaga atau bahkan satu Negara pun. Oleh karena itu, tiap Negara perlu melakukan pencatatan secara baik di tingkat nasional berupa Pengawasan Bibliografi Nasional. Jika tiap Negara melakukan dengan baik, kemudian usaha ini di koordinasikan secara bersama pada tingkat internasional maka lahirlah apa yang di sebut UBC ( Universal Bibliographic Control). Adanya UBC akan bermanfaat banyak bagi umat manusia, khususnya dalam mencari dan memilih informasi yang cukup dan sangat di perlukan.
    5. 1. Lemahnya Sarana dan Prasarana
    Di anjurkan tiap perpustakaan anggota kerja sama dapat meyakinkan pimpinan lembaga induk masing-masing untuk secara bertahap melengkapi perpustakaan dengan sarana komunikasi, seperti telepon, komputer, facsimile, mesin fotokopi, modem. Apabila belum ada, untuk sementara waktu perpustakaan dapat mencari jalan untuk ikut menggunakan fasilitas dari unit yang memiliki.
    2. Lemah Koleksi
    Beberapa usaha yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah ini adalah dengan jalan menggalakkan sumbangan alumni atau mendesak pimpinan lembaga induk untuk mengeluarkan peraturan wajib simpan karya cetak di lingkungan sendiri. Lalu, secara bertahap perpustakaan dapat meyakinkan pimpinan, paling tidak menyediakan anggaran untuk dapat memenuhi kebutuhan koleksi pustaka inti dari lembaga yang bersangkutan.
    3. Lemah Ketenagaan
    Untuk mengatasi hal ini, perlu adanya program-program pembinaan kualitas tenaga perpustakaan melalui pengiriman tenaga untuk mengikuti pendidikan formal, magang, studi banding, pertemuan-pertemuan ilmiah dan sebagainya.
    4. Kurang Dipahaminya Manfaat Kerja Sama
    Menjadi kewajiban pustakawan untuk dapat memberikan informasi dan menunjukkan keuntungan dari kerja sama sehingga dapat memperoleh dukungan dari pimpinan.
    5. Dana
    Dengan meyakinkan pimpinan lembaga induk untuk dapat di ikutsertakan dalam penyusunan anggaran, di harapkan perpustakaan dapat memperoleh jaminan adanya dana yang cukup untuk pengembangan perpustakaannya.
    6. Kurang Adanya Informasi antara Perpustakaan
    Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya pertemuan-pertemuan berkala secara rutin agar dapat membina hubungan serta berbagi pengalaman dan informasi. Penerbitan publikasi resmi, seperti majalah, bulletin, daftar perolehan daftar pustaka baru, catalog induk pustaka, baik yang di terbitkan secara bersama ataupun di terbitkan dan di sebarkan oleh masing-masing perpustakaan juga dapat membantu meningkatkan komunikasi dan pertukaran informasi antar perpustakaan.
    7. Perbedaan Peraturan tentang Fotokopi yang Berkaitan dengan Hak Cipta
    Ketidak jelasan tentang peraturan hak cipta, banyak menimbulkan perbedaan penafsiran dalam memberikan izin fotokopi. Perlu adanya seminar khusus untuk membahas hal ini sehingga ada keseragaman dalam memberikan pelayanan yang menyangkut reproduksi pustaka yang di butuhkan.
    8. Kurang Adanya Sinkronisasi Peraturan / Sistem
    Kecenderungan perpustakaan untuk membuat peraturan-peraturan serta sistem sendiri dalam pengolahan perpustakaan, sering menimbulkan kesulitan dalam melaksanakan kerja sama. Untuk itu perlu di adakan usaha-usaha sinkronisasi baik melalui pertemuan-pertemuan ilmiah secara rutin maupun pembuatan
    pedoman standardisasi agar dapat di ikuti oleh masing-masing peserta kerja sama.

    by Eka Dian Purnomo

  19. Octi Ayu D'vamekiyyo Says:

    1. a. Bibliografi sistematis merupakan daftar buku yang disusun secara logis dan berguna untuk keperluan rujukan dan studi.
    b. Bibliografi analitis atau bibliografi kritis. Pada bentuk ini bibliografer harus memberikan deskripsi buku tentang karya yang termuat di dalamnya, bagaimana edisinya dan bagaimanakah kesempurnaan atau keaslian naskahnya.
    c. Bibliografi historis hampir sama dengan bibliografi kritis atau bibliografi analitis, hanya saja tekanannya pada perkembangan serta perubahan-perubahan. Dapat dikatakan bahwa 75% isi bibliografi ini memberikan penilaian naskahnya.

    2. Bibliografi sistematis berguna untuk keperluan rujukan, maksudnya yaitu bibliografi sistematis merupakan dasar dari bibliografi lainnya karena menyaratkan perlunya kajian atau pemeriksaan terhadap buku sehingga seorang bibliografer memperoleh informasi dasar menyangkut pengarang, judul, edisi, tahun terbit, tempat terbit, nama penerbit, dsb.
    Untuk itu bibliografi sistematis diterbitkan oleh perpustakaan atau badan penerbit yang dapat digunakan sebagai bahan rujukan bagi para pencari informasi baik tercetak maupun non cetak.

    3. Yang menjadi pembeda antara bibliografi umum dan khusus yaitu pada segi pengelompokkannya
    jika bibliografi umum di kelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu :
    a. Universal, merupakan program terpusat secara internasional, dimana setiap negara bertanggung jawab atas katalogisasi di negaranya untuk dapat diterima secara internasional.
    b. Kelompok Bahasa, yang terdaftar adalah terbitan yang menggunakan satu bahas, mislnya Cumulative Book Index yang hanya mendaftar terbitan dalam bahasa Inggris saja.
    c. Nasional, merupakan bibliografi mutakhir dari suatu negara yang mencakup seluruh terbitan di negaranya, misalnya British National Bibliography.
    d. Regional, merupakan kumpulan dari terbitan beberapa negara atau negara bagian, misalnya Accession List of Southeast Asia.

    Sedangkan untuk bibliografi khusus di kelompokkan menjadi 6 kelompok, yaitu:
    a. Menurut objek, misalnya hukum, sejarah.
    b. Menurut bentuk terbitan, misalnya fiksi, drama.
    c. Menurut buku yang terbit dalam kurun waktu tertentu, misalnya incunabula.
    d. Menurut kategori terbitan, misalnya best seller, terjemahan.
    e. Karya perorangan, seperti bio-bibliografi, bibliografi pengarang.
    f. Terbitan yang lebih sempit dari ruang lingkup nasional, seperti daerah, wilayah.

    4. Ledakan informasi yaitu suatu keadaan yang mengakibatkan melimpahnya informasi baik cetak maupun non cetak dalam berbagai bidang ilmu. Namun, tidak ada satu perpustakaan yang mampu memiliki semua informasi tersebut. Dan tidak ada satu orang pun yang mampu membaca semua informasi yang ada, bahkan bidang sesempit apapun.
    Untuk mengatasi ledakan informasi tersebut diperlukan pencatatan yang sistematis, namun menyeluruh untuk membantu orang dapat mencari dan memilih informasi yang paling sesuai dengan yang dibutuhkan. Pencatatan ini dikenal dengan pengawasan bibliografi yang tidak dapat dilakukan oleh satu orang atau suatu lembaga atau bahkan satu negara pun. Oleh karena itu suatu negara perlu melakukan pencatatan secara baik di tingkat nasional berupa Pengawasan Bibliografi Nasional. Jika tiap negara melakukan dengan baik, kemudian usaha ini di koordinasikan secara bersama pada tingkat internasional maka lahirlah apa yang disebut UBC ( Universal Bibliographic Control). Adanya UBC akan bermanfaat banyak bagi umat manusia, khususnya dalam mencari dan memilih informasi yang cukup dan sangat diperlukan.

    5. 1. Lemahnya Sarana dan Prasarana
    Dianjurkan tiap perpustakaan anggota kerja sama dapat meyakinkan pimpinan lembaga induk masing-masing untuk secara bertahap melengkapi perpustakaan dengan sarana komunikasi, seperti telepon, komputer, mesin fotokopi, dan modem. Apabila belum ada, untuk sementara waktu perpustakaan dapat mencari jalan untuk ikut menggunakan fasilitas dari unit yang memiliki.
    2. Lemahnya Koleksi
    Usaha yang dapat dilakukan adalah dengan cara menggalakkan sumbangan alumni atau mendesak pimpinan lembaga induk untuk mengeluarkan peraturan wajib simpan karya cetak di lingkungan sendiri.
    3. Lemahnya Ketenagaan
    Untuk mengatasi hal ini, perlu adanya program-program pembinaan kualitas tenaga perpustakaan melalui pengiriman tenaga untuk mengikuti pendidikan formal, magang, studi banding, pertemuan ilmiah, dsb.
    4. Kurang Dipahaminya Manfaat Kerja Sama
    Untuk mengatasi hal ini, pustakawan harus memberikan informasi dan menunjukkan keuntungan dari kerja sama sehingga dapat memperoleh dukungan dari pimpinan.
    5. Dana
    Untuk mengatasi hal ini, pustakawan harus meyakinkan pimpinan lembaga induk untuk dapat di ikut sertakan dalam penyusunan anggaran, diharapkan perpustakaan dapat memperoleh jaminan adanya dana yang cukup untuk pengembangan perpustakaannya.

    (Dari : Octi Ayu Anggraini)

  20. Imam Suyudi Says:

    1.-Bibliografi sistematis adalah bibliografi yang disusun dengan sistem tertentu disesuaikan dengan tujuan penyusunannya dan berguna untuk keperluan rujukan dan studi.
    -Bibliografi analitis adalah bibliografi yang mendeskripsikan buku tentang karya yang termuat di dalamnya, bagaimana edisinya dan bagaimanakah kesempurnaan atau keaslian naskahnya.
    -Bibliografi historis seperti bibliografi analitis yaitu mendiskripsikan buku tentang karya yang termuat di dalamnya, bagaimana edisi bagaimana kesempurnaan atau keaslian naskahnya akan tetapi tekanannya pada perkembangan serta perubahan-perubahan. Sekitar 75% isi bibliografi ini memberikan penilaian naskahnya.
    2.Sebagai rujukan karena penyusunannya di sesuaikan tujuan serta dengan suatu sistem tertentu tentunya bibliografi ini memudahkan pencarian seseorang terhadap suatu literatur dengan judul atau kategori tertentu.
    3.Yang menjadi pembeda adalah subjek atau cakupannya.
    Bibliografi umum memuat informasi dengan subjek umum. Jadi tidak ada pembatasan tertentu terhadap dokumen yang di dafatar di dalamnya sperti pembatasan subjek , waktu, tempat tidak ada.
    Bibliografi khusus bibliografi yang memdaftar literatur dengan cakupan khusus. Misal menurut subjek, bentuk terbitan, menurut kurun waktu tertentu.
    4.Ledakan informasi ialah akibat yang timbul dari berkembangnya IPTEK yang menyebabkan melimpahnya informasi baik cetak maupun tidak tercetak dalam berbagai bidang ilmu.
    Cara mengatasinya adalah dengan melakukan pengawasan bibliografi yaitu pencatatn yang sistematis dan menyeluruh informasi sehingga dapat membantu seseorang untuk mencari dan memilih informasi yang paling sesuai dengan yang dibutuhkan.
    5.-Lemahnya sarana dan prasarana.
    jika sarana dan sarana kurang lengkap maka sementara waktu perpustakaan dapat mencari jalan untuk ikut menggunakan fasilitas dari unit yang memiliki.
    -Lemah koleksi.
    Menggalakkan sumbangan dari alumni, atau meyakinkan pimpinan agar menyediakan anggaran untuk keperluan koleksi pustaka inti lembaga bersangkutan.
    -Kurang dipahaminya manfaat kerja sama.
    Pustakawan berkewajiban memberikan informasi dan menunjukkan keuntungan dari kerja sama sehingga dapat memperoleh dukungan dari pimpinan.
    -Lemah ketenagaan.
    Mengadakan program-program pembinaan kualitas tenaga perpustakaan melalui pengiriman tenaga untuk mengikuti pendidikan formal, magang, studi banding, pertemuan-pertemuan imiah, dan sebagainya.
    -Dana.
    Pustakawan meyakinkan pimpinan dari lembaga induknya untuk ikut dalam penyusunan anggaran, dengan harapan perpustakaan mendapat jaminan dana yang cukup untuk pengembangan perpustakaanya.

  21. Fuat Muhammad Khasan Says:

    1. Bibliografi analitis adalah bibliografi kritis pada dasarnya ini harus memberikan deskripsibuku tentangnkarya yang termuat didalamnya, dan keaslian naskahnya.
    Sedangkan bibliografi historis enggak jauh beda dengan bibliografi analitis, hanya saja pada tekananya serta perubahan-perubahanya.
    Karena bibliografi ini memberikan 75% dari penilaian naskahnya.
    Bibliografi sistematis adalah daftar buku yang disusun secara logis dan berguna untuk keperluan rujukan dan study.

    2. Bibliografi sistematis bermaksud untuk mempermudah dan bermanfaat mempercepat semua yang membutuhkan untuk mencari judul atau referensi yang kita butuhkan.

    3. Perbedaan bibliografi umum dan khusus adalah sebagai berikut
    Bibliografi umum terdapat Universal, Kelompok BHS, Nasional, Regional.
    Bibliografi khusus terdapat isi menurut subjek, menurut bentuk terbitan, menurut buku yang terbit dalam kurun waktu tertentu, menurut kategori terbitan, karya perorangan, terbitan yang lebih sempit dari ruang lingkup nasional.

    4. Ledakan informasi adalah ledakan yang tak bermanfaat bagi orang yang tidak tahu menahu tentang kepentingan informasi yang sebenarnya tertececer di surat kabar, majalah, koran, televisi, radio dan yang utama adalah perpustakaan dll.
    Solusinya adalah sebagai berikut dengan demikian, perpustakaan bukan saja berperan sebagai penyedia informasi, tetapi terlibat secara aktif dalam upaya menyadarkan masyarakat akan kebutuhan informasi.

    5. – Lemahnya sarana dan prasarana yaitu kita harus bisa menyakinkan dan menyadarkan semua orang kalau perpustakaan amatlah penting dan pasti tidak akan memandang sebelah mata seperti lemahnya sarana dan prasarana.
    – Lemahnya koleksi yaitu kita harus berusaha mencari yang terbaik dan terlengkap untuk perpustakaan yang kita inginkan untuk maju dan informasi.
    – Lemahnya ketenagaan yaitu dikarenakan kurangnya kesadaran semua orang untuk menanyakan perpustakaan karena perpustakaan itu adalah pusat dari kaya sumber informasi.
    – Kurang dipahaminya manfaat kerja sama yaitu karena seseorang tidak mempunyai sifat kesadaran dan kesediaan tanggung jawab untuk memberi maupun mengguna permintaan serta manaati setiap peraturan.
    – Kurang adanya informasi antara perpustakaan yaitu kita sebagai pustakawan sejati kita harus aktif untuk mencari informasi dan referensi dengan seluas – luasnya.

    M. FUAT KHASAN

  22. Choy Zakky Says:

    1. Bibliografi sistematis:daftar buku yang disusun secara logis dan berguna untuk keperluan rujukan dan studi.
    Bibliografi analitis:pada bentuk ini bibliografer harus memberikan deskripsi buku tentang karya yang memuat di dalamnya,bagaimana edisinya dan bagaimanakah kesempurnaan atau keaslian naskahnya.
    Bibliografi historis:hampir sama dengan bibliografi analitis hanya saja tekanannya pada perkembangan serta perubahan-perubahannya. Dapat dikatakan bahwa75% isi biblografi in memberikan penilaian naskahnya.
    Bibliografi sitematis merupakan daftarbuku yang disusun secara logis dan berguna untuk keperluan rujukan atau pendidikan

    2. Bibliografi sistematis sangat bermanfaat untuk keperluan rujukan maksudnya bibliogafi memberi petunjuk lengkap kepada pengguna informasi di perpustakaan tentang terbitan,baik mengenai hasil karya seseorang atau sekelompok orang atau mengenai subjek tertentu,sebagai perlengkapan dalam melakukan pemilihan bahan pustaka untuk disimpan di perpustakaan,sebagai suatu petunjuk tentang masalah apa yang pernah ditulis seseorang atau sebagai petunjuk perkembangan penulisan suatu masakah.

    3. Bibliografi umum:bibliografi yang memuat informasi bibliografi dengan subjek umum/cakupan yang luas mengenai subyek tidak ada pembatasan subjek,waktu,dan tempat. Sedangkan Bibliografi khusus: suatu jenis bibliografi yang mendaftar literatur dengan cakupan khusus.

    4. Menurut saya ledakan informasi adalah perkembangan IPTEK yang sangat pesat kemajuanya, sehingga begitu mudahnya seseorang mendapatkan informasi. misalnyanya seseorang membutuhkan suatu informasi, dia hanya perlu mengakses internet lalu informasi dari jarak yang sangat jauh cukup hanya diperlukan waktu beberapa detik untuk mendapatkanya, namun informasi tersebut belum tentu benar karena semua orang dapat membuat sebuah artikel di internet. Maka dari itu untuk mengatasi ledakan informasi kita pelu pengawas yang membantu orang untuk dapat mencari dan memilih informasi yang paling sesuai dengan yang dibutuhkan kiranya diperlukan pencatatan yang sistematis,namun menyeluruh. Pencatatan itu dikenal dengan PENGAWASAN BIBLIOGRAFI yang tidak dapat dilakukan oleh satu orang atau satu lembaga atau bahkan satu negara pun. Oleh karena itu tiap negara perlu melakukan pencatatan secara baik di tingkat nasional berupa PENGAWASAN BIBLIOGRAFI NASIONAL. Jika tiap negara melakukan dengan baik kemudian usaha ini dikoordinasikan secara bersama pada tingkat internasional maka lahirlah apa yang disebut UBC. Adanya UBC akan bermanfaat banyak bagi umat manusia khususnya dalam mencari dan memilih informasi yang cukup dan sangat diperlu

    5. kendala dari kerjasama & solusinya
    > Lemahnya sarana prasaraa untuk mengatasinya perpustakaan sementara waktu dapat menggunakan pralatan yang dibutuhkan dari unit yang memilki.
    >lemahnya koleksi cara mengatainya dengan menggalakkan sumbanga dari alumni atau mendesak pimpinan lembaga induk untuk menyediakananggaran untuk memenuhi kebutuhankoleksi pustaka intidari lembaga yang bersangkutan.
    > Kurangnya tenaga profesional baik dalam keahlian maupun sikap mental dapat menghambat jalannya kerjasama.cara mengatasi hal ini perlu adanya progam progam pembinaan kualitas tenaga perpustakaan melalui pengiriman tenaga untuk mengikuti pendidikan formal,magang,studi banding,pertemuan2 ilmiyah ,dan sebagainya.
    > Dana Cara mengatasi : meyakinkan pimpinan lembaga induk untuk dapat diikutsertakan dalam penyusunan anggaran, yang diharapkan perpustakaan dapat memperoleh jaminan adanya dana yang cukup untuk pengembangan perpustakaanya.
    > Kurang adanya sinkronisasi peraturan/sistem Cara mengatasi : perlu diadakan usaha-usaha sinkronisasi baik melalui pertemuan-pertemuan ilmiah maupun pembuatan pedoman standarisasi agar dapat diikuti oleh masing-masing peserta kerjasama.

    MUH. ZAKI AL ABRORY

  23. Arm Jesy Says:

    1. a. bibliografi sistematis merupakan daftar buku yang di susun secara logis dan berguna untuk keperluan rujukan dan studi.
    b. bibliografi analitis atau bibliografi kritis. pada bentuk ini bibliographer harus memberikan deskripsi buku tentang karya yang memuat di dalamnya, bagaimana edisinya dan bagaimanakah kesempurnaan atau aslian naskahnya.
    c. bibliografi historis hampir sama dengan bibliografi kritis atau bibliografi analisis, hanya saja tekanannya pada perkembangan sera perubahan-perubahannya. dapat dikatakan bahwa 75% isi bibliografi ini memberikan penilaian naskahnya.

    2. Bibliografi sistematis merupakan daftar buku yang disusun secara logis dan berguna untuk keperluan rujukan dan studi. bibliografi sistematis(systematic bibliography) di susun menurut system tertentu, sesuai dengan tujuan penyusunannya. dalam hal ini, seni penyusunan yang berperan. dari daftar tersebut di harapkan pemakai dapat mengenali buku yang di daftar, dapat mengetahui gambaran criteria buku secara umum. bibliografi sistematis dapat berupa daftar buku yang bersifat retrospektif, berorientasi atau tidak beranotasi. selain itu bibliografi bersifat enumerative atau bibliografi subjek, yang berarti buku yang terdaftar di dalamnya merupakan satu kumpulan buku dari satu cabang ilmu pengetahuan saja.

    3. Bibliografi umum adalah:
    a. Universal, merupakan program terpusat secara internasional.
    b. Kelompok bahasa yang terdaftar adalah terbitan yang mengunakan satu bahasa.
    c. Nasional, merupakan bibliografai mutakhir dari suatu Negara yang mencakup seluruh terbitan di negaranya.
    d. Regional merupakan kumpulan dari terbitan beberapa Negara.
    Sedangkan bibliografi khusus adalah:
    a. Menurut subjek.
    b. Menurut bentuk terbitan.
    c. Menurut buku yang terbit dalam kurun waktu tertentu.
    d. Menurut kategori terbitan.
    e. Karya perorangan
    f. Terbitan yang lebih sempit dari ruang lingkup nasional.

    4. Ledakan informasi adalah munculnya informasi-informasi yang baik secara tercetak maupun non cetak. Cara untuk menangulanginya adalah dengan cara mengikuti perkembangan informasi yg ada dan tidak gaptek dalam hal telekomunikasi dan informasi.

    5. a. Lemahnya sarana dan prasarana, solusi yang tepat adalah secara bertahap melengkapi perpustakaan dengan sarana komunikasi, seperti telefon, computer dll yang di butuhkan perpustakaan.
    b. lemah koleksi, solusi yang tepat adalha dengan cara mengalangkan sumbangan kepada pimpinan lembaga induk untuk mengeluarkan peraturan wajib simpan karya cetak di lingkungan sendiri.
    c. lemah ketenangan, solusi terbaik adalah dengan cara mengadakan program-program pembinaan kualitas tenaga perpustakaan melalui pengiriman tenaga untuk menikuti pendidikan formal, magang, studi banding, pertemuan-pertemuan ilmiah, dsb.
    d. kurang di fahaminya manfaat kerja sama, solusi yang baik adalah dengan cara memberikan informasi dan menunjukan keuntungan dari kerja sama sehingga dapat memperoleh dukungan dari pimpinan.
    e. Dana, solusi yang tepat untuk masalah ini adalah dengan meyakinkan pimpinan lembaga induk untuk dapat memperoleh jaminan adanya dana yang cukup untuk pengembangan perpustakaannya.
    f. kurang adanya informasi antara perpustakaan, solusi terbaik dari maslah ini adalah perlu adanya pertemuan-pertemuan berkala secara rutin agar dapat membina hubungan serta berbagi pengalaman dan informasi.

  24. Yustiyono Dwi Cahiyoo Says:

    1. bibliografi sistemati adalah daftar buku yang disusun secara logis menurut sistem tertentu yang berguna untuk keperluan rujukan dan studi.

    2. maksudnya tak lain lagi adalah untuk mempermudah dalam pencarian bahan pustaka baik tercetak maupun non cetak

    3. yg membedakan nya
    jk bibliografi umum itu sifatnya menyeluruh ,terbuka dan universal
    jadi berbagai kalangan dapat menggunakanya
    dan bibliografi khusus di terbitkan di lembaga tertentu saja dan hanya kalangan tertentu saja yg bisa menggunakanya

    4. Ledakan informasi itu adalah dampak dari IPTEK yg mengalami perkembangan
    hal yg mengakibatkan melimpahnya informasi baik yg tercetak maupun non cetak

    misalkan qt mencari informasi melalui media internet dan menemukan jawaban” yg sekiranya dapat di anggap benar krn semua dapat membuat jawaban yg benar menurut versinya jd bnyak pilihan jawaban yg memberatkan qt untuk memilih.

    cara mengatasinya qt hrus menguasai bahasa pembahasan yg menurut qt benar scra pribadi diri sndiri dan yg dapat qt perlukan

    5.
    1. keterbatasan dana. cara memberikan anggaran kpd perpustakaan
    2. tingkat pendidikan yg beraneka warna. cara mengatasinya menuntut ilmu dan mewujudkan wajib belajar
    3. kelemahan perekrutan pustakawan. cara mengatasinya di buatkan standard pendidikan menjadi pustakawan
    4. ketidak siapan menghadapi digitalisasi. cara mengatasinya mengikuti les/kursus
    5.faktor organisasi cara mengatasinya di buatkan program kerja dan sarana prasarana apa yg boleh dan tdk boleh d lakukan di perpustakaan

  25. Yustiyono Dwi Cahiyoo Says:

    1. adalah daftar buku yg di susun scr logis dgn sistem tertentu yg bergunna untuk keperluan rujukan dan seyudy

    2. maksudnya tak lain lagi adalah untuk mempermudah dalam pencarian bahan pustaka baik tercetak maupun non cetak

    3. yg membedakan nya
    jk bibliografi umum itu sifatnya menyeluruh ,terbuka dan universal
    jadi berbagai kalangan dapat menggunakanya
    dan bibliografi khusus di terbitkan di lembaga tertentu saja dan hanya kalangan tertentu saja yg bisa menggunakanya

    4. Ledakan informasi itu adalah dampak dari IPTEK yg mengalami perkembangan
    hal yg mengakibatkan melimpahnya informasi baik yg tercetak maupun non cetak

    misalkan qt mencari informasi melalui media internet dan menemukan jawaban” yg sekiranya dapat di anggap benar krn semua dapat membuat jawaban yg benar menurut versinya jd bnyak pilihan jawaban yg memberatkan qt untuk memilih.

    cara mengatasinya qt hrus menguasai bahasa pembahasan yg menurut qt benar scra pribadi diri sndiri dan yg dapat qt perlukan

    5.
    1. keterbatasan dana. cara memberikan anggaran kpd perpustakaan
    2. tingkat pendidikan yg beraneka warna. cara mengatasinya menuntut ilmu dan mewujudkan wajib belajar
    3. kelemahan perekrutan pustakawan. cara mengatasinya di buatkan standard pendidikan menjadi pustakawan
    4. ketidak siapan menghadapi digitalisasi. cara mengatasinya mengikuti les/kursus
    5.faktor organisasi cara mengatasinya di buatkan program kerja dan sarana prasarana apa yg boleh dan tdk boleh d lakukan di perpustakaan

  26. Adi Candra Menyeng Says:

    1. Bibliografi sistematis: buku yang disusun secara logis dan berguna untuk keperluan rujukan dan studi.
    Bibliografi analitis: buku tentang karya yang memuat di dalamnya,bagaimana edisinya dan bagaimanakah kesempurnaan naskahnya.
    Bibliografi historis: hampir sama dengan bibliografi analitis hanya saja tekanannya pada perkembangan serta perubahan-perubahannya.
    2. Bibliografi sistematis sangat bermanfaat untuk keperluan rujukan maksudnya memberi petunjuk lengkap mengenai pengguna/pencari informasi di perpustakaan tentang terbitan baik mengenai hasil karya seseorang atau sekelompok orang atau mengenai subjek tertentu,sebagai perlengkapan dalam melakukan pemilihan bahan pustaka untuk dibeli dan disimpan di perpustakaan,sebagai suatu petunjuk tentang masalah apa saja yang pernah ditulis orang atau sebagai petunjuk perkembangan penulisan suatu masakah atau subjek.
    3. Bibliografi umum:bibliografi yang memuat informasi bibliografi dengan subjek umum. tidak dibuat pembatasan tertentu terhadap dokumen yang didaftar di dalamnya,misalnya tidak ada pembatasan subjek,waktu,dan tempat. Sedangkan Bibliografi khusus: suatu jenis bibliografi yang mendaftar literatur dengan cakupan khusus.
    4. Ledakan informasi adalah perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat kemajuanya, sehingga begitu mudahnya seseorang mendapatkan informasi. Contohnya jika seseorang membutuhkan suatu informasi, dia hanya perlu mengakses internet lalu untuk mengatasi ledakan informasi ini pustakawan harus dan di tuntut memiliki kesiapan profesional, kemampuan berbahasa serta melek informasi.
    5. Kendala dari kerjasama:
    * Lemahnya sarana dan prasarana. Dianjurkan tiap perpustakaan anggota kerja sama dapat meyakinkan pimpinan lembaga induk masing-masing untuk secara bertahap melengkapi perpustakaan dengan sarana komunikasi.
    * Lemahnya koleksi. Cara mengatasinya dengan jalan menggalakkan sumbangan alumni atau mendesak pimpinan lembaga induk untuk mengeluarkan peraturan wajib simpan karya cetak di lingkungan sendiri.
    * Lemahnya ketenagaan. Cara mengatasinya dengan adanya program-program pembinaan kualitas tenaga perpustakaan melalui pengiriman tenaga untuk mengikuti pendidikan formal,magang,studi banding,dan sebagainya.
    * Kurang adanya informasi antara perpustakaan. Cara mengatasinya perlu adanya pertemuan-pertemuan berkala secara reutin agar dapat membina hubungan serta berbagai pengalaman dan informasi
    * Perbedaan peraturan tentang fotokopi yang berkaitan dengan hak cipta. Perlu adanya seminar khusus untuk membahas hal ini hingga ada keseragaman dalam memberikan pelayanan yang menyangkut reproduksi pustaka yang dibutuhkan.

  27. Holy Cliq Says:

    >>>
    Mnurut Esdail membagi bibiografi mjd 3 kelompok
    1.. bibiografi analitis : harus membrrikan diskipsi buku tentang karya yang termuat didlamnya, bagaimana edisinya atw kesempurnaan atw keaslian naskahnya.
    2.. bibiografi historis : 75% isi bibliografi ini memberikan penilaian naskahnya.
    3 .. bibliografi sistematis merupakan daftar buku yang did\susun secara logis dan berguna untuk keprluan rujukan dan study .

    >>>
    sangat beramanfaat karena dapat memberi petunjuk kepada user tentang koleksi2 yang dibutuhkannya,,,

    >>>
    bibloografi umum : universal , terdaftar dalam terbitan yang menggunakan satu bahasa ,nasional , regional ,,,,,,
    bibliografi khusus : menurut subyek , menurut bentuk terbitan , menurut kategoti ,karya perorangan.,,

    >>>
    ledakan informasi ,,
    adalah suatu keadaan dimana suatu informasi baik dalam bentuk tercetak dan tidak tercetak berada dalam kondisi yang melimpah atau banyak ….
    hal ini harus dbrengi dengan penggunaan informasi secara baik dengan selalu update tentang informasi agar ledakan inform tidak terjadi.

    >>>
    kendala dan solusi kerjasama ,
    a. lenahnya sarana dan prasarana
    dianjurkan untuk semua perpustakaan melengkapi sarprass di dlm perpustakaan trsebut.
    b.lemah koleksi
    menggalakkan sumbangan alumni atau memberikan peraturan wajib agar menyimpan karya cetak sendiri . dan menyiapkan anggaran untuk pengadaan koleksi baru.
    c. lemah ketenagaan
    perlu membina kualitas tenaga perpustakaan melalui pengiriman tenaga kerja perpustakaan .
    d kurang dipahaminya manfaat kerja sama
    dengan memehami pentingnya krj sama
    e. dana
    meyakinkan pemipin lembaga untuk pengadaan dana guna menanbah koleksi,
    f. kurang adanya informasiu antara perpustakaan.
    adanya pertemuan2 sesama ptugas perpustakaan.

    suci lestari….
    016464636
    semester 3…….

  28. Frenny Ngesti Rahayu Says:

    1*.bibliogarfi sistematis adalah disusun menurut sistem tertentu,sesuai dengan tujuan penyusunannya.Dalam hal ini,seni penyusunan yang berperan, dan disusun secara logis dan berguna untuk keperluan rujukan dan studi.
    *bibliografi analitis yaitu bibliografi yang memberikan penjelasan (fakta) mengenai pengarang, terbitan dan asal mula naskah,bagaimana edisinya dan bagaimana kesempurnaan atau keaslian naskahnya.
    *bibliografi historis hampir sama dengan bibliografi kritis atau bibliogafis analis, hanya saja tekanannya pada perkembangan serta perubahan -perubahannya.Dapat dikatakan bahwa 75% isi bibliografi ini memberikan penilaian naskah nya.

    2. Bibliografi sistematis sangat bermanfaat untuk keperluan rujukan KARENA bibliografi sistematis berisi tentang gambaran kriteria buku secara umum,dapat berupa daftar buku yang bersifat retresspektif, beranotasi atau tidak beranotasi.Selain itu dapat bersifat enumerative atau bibliografi subjek, yang berarti buku yang terdaftar didalamnya merupakan satu kumpulan buku dari satu cabang ilmu pengetahuan oleh karena itu pemakai dapat mengenali buku yang didaftar.

    3. *BIBLIOGRAFI UMUM :
    a. UNIVERSAL, merupakan program terpusat secara internasioanal, dimana setiap negara bertanggung jawab atas katalogisasi di negaranya untuk dapat diterima secara internasional
    b. KELOMPOK BAHASA, yang terdaftar adalah terbitan yang menggunakan satu bahasa.
    c. NASIONAL, merupakan bibliografi mutakhir dari suatu negara yang mencakup seluruh terbitan di negaranya.
    d. REGIONAL, merupakan kumpulan dari terbitan beberapa negara atau negara bagian.

    *BIBLIOGRAFI KHUSUS
    a. menurut subjek, misalnya hukum, sejarah
    b. menurut bentuk terbitan, misalnya fiksi, drama
    c. menurut buku yang terbit dalam kurun waktu tertentu,misalnya incunabula.
    d. memurut ketegori terbitan, misalnya best sellers, terjemahan.
    e. menrut perorangan, seperti bio-bibliografi , bibliogrtafi pengarang.
    f. terbitan yang lebih sempit dari ruang lingkup nasional, seperti daerah, wilayah.

    4.Maksud dari keadaan “ledakan informasi” yaitu melimpahnya informasi baik cetak maupun tidak tercetak dalam berbagai bidang ilmu. Tidak ada satu pun perpustakaan yang mampu memiliki semua informasi tersebut .Untuk membantu orang dapat mencari dan memilih informasi yang paling sesuai dengan yang dibutuhkan .Kiranya diperlukan cetakan yang sistematis namun menyeluruh . pencatatan ini dikenal dengan pengawasan bibliografi yang tidak dapat dilakukan oleh satu orang atau satu lembaga atau bahkan satu negarapun .
    Cara mengatasinya yaitu tiap negara perlu melakukan pencatatan secara baik ditingkat nasional berupa pengawasan bibliografi nasional.jika tiap negara melakuan dengan baik ,kemudian usaha ini dikoordinasikan secara bersama pada tingkat internasional maka lahirlah apa yang disebut (UNIVERSAL BIBLIOGRAPHIC CONTROL).Adanya UBC akan bermanfaat banyak bagi umat manusia khususnya dalam mencari dan memilih informasi yang cukup dan sangat diperlukan .Kemampuan memberikan makna juga bisa membuat orang hanya memperoleh banyak data ,tetapi sedikit informsi .sebagai contoh misalkan anda membaca sebuah tulisan dalam bahasa asing yang belum anda kuasai engan baik. Coba kalau tulisan itu disusun dalam bahasa yang anda kuasai,tentunya akan banyak informasi yang akan anada dapatkan .

    5. kendala dari suatu kerjasama antara lain:
    a. Lemahnya sarana dan prasarana,
    * cara mengatasinya : anggota kerjasama dapat menyakinkan pimpinan lembaga induk masing-masing untuk secara bertahap melengkapi perpustakaan dengan sarana komunikasi, seprti telepon, komputer, faksimile, mesin fotokopi,modem.
    b. lemah koleksi,
    * cara mengatasinya ; dengan jalan menggalakkan sumbangan alumni atau mendesak pimpinan lembaga induk untuk mengeluarkan peraturan wajib simpan karya cetak dilingkungan sendiri. Lalu secara bertahap perpustakaan dapat menyakinkan pimpinan, oaling tidak menyediakan anggaran untuk dapat memenuhi kebutuhan koleksi pustaka inti dari lembaga yang bersangkutan.
    c.lemah keenagaan.
    * cara mengatasinya : adanya program-program pembinaan kualitas tenaga perpustakaan melalui pengiriman tenaga untuk mengikuti pendidikan formal,magang, studi banding,pertemuan-pertemuan ilmiah,dsb
    d. dana
    * cara mengatasinya :dengan menyakinkan pimpinan lembaga induk untuk dapat diikutsertakan dalam penyusunan angaran, diharapkan perpustakaan dapat memperoleh jaminan adanya dana yang cukup untuk pengembangan perputakaan.
    e. kurang adanya informasi antara perputakaan
    * cara mengatasinya : perlu adanya pertemuan-pertemuan berkala secara rutin agar dapat membina hubungan serta berbagai pegalaman informasi.meningkatkan komunikasi dan pertukaran informasi antarperpustakaan.

Silakan mengisi komentar dengan Login Facebook ! Abaikan logo 1 dan 2. Cukup klik logo facebook dan segera anda telah diijinkan memberi komentar !